B erdasarkan data dari WHO, sekitar 80% penduduk dunia memanfaatkan herbal sebagai pengobatan alternatif yang berasal dari tanaman. Alpukat (Persea americana) adalah salah satu tumbuhan berkhasiat yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Biji alpukat (Persea americana) merupakan bagian dari buah alpukat yang dapat digunakan untuk pengobatan. Penelitian saat ini menyatakan biji alpukat (Persea americana) memiliki aktivitas biologis maupun farmakologis bersifat anti inflamasi. Manfaat lainnya juga bisa digunakan sebagai pengobatan untuk bengkak karena peradangan (anti radang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji alpukat (Persea americana) terhadap jumlah sel radang pada fase inflamasi pasca ekstraksi gigi kajian pada tikus Sprague Dawley. Sebanyak 48 tikus dibagi menjadi 4 kelompok tikus, yaitu tikus kontrol negatif, tikus kontrol positif, tikus dengan perlakuan ekstrak biji alpukat 50% dan tikus dengan perlakuan ekstak biji alpukat 90% dengan interval waktu hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7 setelah ekstraksi gigi dan pemberian perlakuan lalu dibuat histopatologi dan penghitungan jumlah sel radang. Berdasarkan uji analisis dengan Kruskal Wallis didapatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh terhadap jumlah sel radang yang signifikan pada keempat kelompok tersebut dengan p=0.09 (p>0.05). Pada kelompok perlakuan dengan ekstrak biji alpukat 90% (Persea americana) terdapat perbedaan bermakna dengan nilai p = 0,045 (p<0.05) pada hari ke-3, hari ke-5 dan hari ke-7, dimana menunjukkan hasil pada hari ke-5 dan hari ke-7 terjadi penurunan jumlah sel radang secara signifikan dengan p=0.034 (p<0.05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak biji alpukat 90% (Persea americana) memberikan pengaruh terhadap penurunan jumlah sel radang pada penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi tikus percobaan.