Pemodelan reservoir rekah alami di lapangan "x" cekungan Salawati, Papua Barat
D aerah penelitian berlokasi di Lapangan “Xâ€, Cekungan Salawati, Papua Barat.Penelitian dikerucutkan pada formasi Kais dengan umur miosen awal-miosen akhir. Mengacu pada literatur regional dan data seismik daerah penelitian, terlihat bahwa gejala struktur yang terjadi memiliki intensitas yang tinggi sehingga menghasilkan banyaknya patahan dan rekahan. Produk struktur ini menjadi suatu reservoir yang memiliki porositas dari bukaan rekahan yang tercipta.Penelitian reservoir rekah alami dimulai dengan melakukan interpretasi horisonseismik yang terlebih dahulu telah diikat dengan data log lima sumur: RD SOCHI-1, RD SOCHI-2, RD SOCHI-3, RD SOCHI-4, dan RD SOCHI-5. Hasil dari interpretasi tersebut menghasilkan peta struktur waktu dan kedalaman tiga surface: U Marker, Kais, dan TD. Pemodelan reservoir rekah alami menggunakan berbagai metode, di antaranya adalah penggunaan atribut seismik (variance, curvature, ant track, dan fault density) dan parameter model halo (distance to fault dan distance to top). Pengikatan atribut seismik dan model halo menghasilkan properti fracture intensity. Setelah propertiproperti tersebut berhasil diidentifikasi, discrete fracture network dapat dibuat sehingga menghasilkan apertur, area, dan permeability. Hasil terakhir adalah fracturemodel yang memiliki properti fracture porosity, fracture permeability, dan fracture sigma. Model ini merupakan hasil dari upscaling fracture network.Hasil dari fracture model adalah fracture porosity dengan nilai 0,2% di daerah dengan intensitas rekahan yang tinggi. Sementara fracture permeability ditemukan tertinggi pada vektor j dengan nilai 10.602 mD. Dari hasil tersebut tipe reservoir rekah alami daerah penelitian dapat diklasifikan tipe 3.
S tudy field is located at “X†Field, Salawati Basin, West Papua. This study is primarily focused on Kais Formation with the age of early miocene to late miocene. According to past literatures regarding regional field and actual seismic data of the field, it is approved that the structural events that occurred have high intensity and cause numerous faults and fractures. This structural product becomes a reservoir which possesses porosity value because of the open fractures that were formed. The naturally fractured reservoir study was started with seismic horizon interpretation which has been previously tied with five well logs: RD SOCHI-1, RD SOCHI-2, RD SOCHI-3, RD SOCHI-4, dan RD SOCHI-5. The result of this interpretation is a form of time structure and depth structure maps of three surfaces: U Marker, Kais, dan TD. Naturally fractured reservoir modelling uses various methods, which are the usage of seismic attributes (variance, curvature, ant track, and fault density) and halo modelparameter (distance to fault and distance to top). The two then integrated to a fracture intensity property. Fracture intensity is used as a geometrical parameter to create the discrete fracture network. This fracture network is then upscaled to a 3D grid called fracture model which contains fracture porosity, fracture permeability, and fracture sigma. Properties of this fracture model are fracture porosity with the value of 0.2% in specific areas with high intensity of fractures and the highest permeability is 10.602 mD in Kj. With this result, this naturally fractured reservoir can be classified type 3.