Identifikasi peran Pelabuhan Kota Sorong terhadap Hinterlandnya
P elabuhan Kota Sorong merupakan pelabuhan umum bagi Provinsi Papua Barat. Pada 6 tahun terkahir, volume bongkar dan muat memiliki nilai bongkar dan muat yang berbeda-beda sehingga perlu diketahui volume bongkar dan muat mana yang paling besar. Penelitian ini bersifat kuatitatif. Pengumpulan data melalui instansi terkait. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan, bahwa analisis hubungan antara volume bongkar dan muat terhadap PDRB yang memberikan nilai korelasi besar adalah volume bongkar petikemas dengan nilai korelasi 0,8, sedangkan analisis hubungan antara volume muat petikemas terhadap PDRB memberikan nilai korelasi nilainya dibawah 0,8 sehingga volume muat tidak mempunyai hubungan yang nyata, dikarenakan hampir sebagian besar pelabuhan Kota Sorong sebagai pelabuhan bongkar karena mengingat kondisi lahan yang kurang, sedangkan untuk muat memiliki pelabuhan khusus dan tidak melalui pelabuhan umum, hasil analisis naik turun penumpang lebih besar turun karena pelabuhan Kota Sorong merupakan pelabuhan tempat transit tujuan wisata Raja Ampat atau ke wilayah lainnya dan untuk analisis naik orang tidak begitu besar, dikarenakan pelabuhan Kota Sorong hanya sebagai tempat persingahan dari kabupaten/ kota lain untuk menuju ke luar wilayah Papua. Hasil analisis infrastruktur 6 wilayah hinterland memiliki ketersedian infrastruktur transportasi yang cukup tersedia dari/ke pelabuhan. Daerah hinterland memiliki komoditas unggulan dan hampir sebagaian besar adalah pertanian, tetapi memiliki kendala transportasi untuk pengangkutan kurang memadai namun kendalanya karena biaya transortasi untuk pengangkutan lebih mahal. Berdasarkan hasil analisis, terdapat aspek yang perlu dikembangkan di wilayah hinterland pelabuhan, aspek tersebut yaitu komoditas unggulan pertanian, kondisi infrastruktur transportasi untuk pengangkutan kurang memadai, sehingga perlu diperhatikan kondisi jalan dan prasarana jalan dan biaya angkut.
T he Sorong’s city port is the main port for the province of West Papua. In the last6 years, the difference of volumes of loading and unloading has a value that is difference where the greatest loading and unloading must be known which one is the greatest. Data collection through the relevant agencies. Methods of analysis used in this study is the analysis of a simple correlation. The results of this study indicate, that the analysis of the relationship between the volume of loading and unloading against GDP which gives great correlation value is volume loading value petikemas 0.8, while the correlation analysis of the relationship between the volume of load petikemas against GDP gives the value of the correlation value under 0.8 so volume load does not have a real relationship, because most of the city's port as a port unloading Slide because given the circumstances of land lacking whereas to fit has a special port and not through public port, results analysis of larger passengers up and down is down because of the city's port is the port of Sorong transit tourist destination or to the Raja Ampat area for analysis and other ride people are not so great, due to the port town of Sorong in the intersection as a place to just district/city to another to get to the outside of the territory of Papua. The results of the analysis of the infrastructure 6 region hinterland have enough transport infrastructure availability is available from/to the port. The regional hinterland has a flagship commodities and almost most is agriculture, but have the constraints of transport for the transport of less adequate but the barriers are due to the cost of transportation to transport more expensive. Based on the results of the analysis, there are aspects that need to be developed in the area of port hinterland, the aspect that is the leading agricultural commodities, the condition of the transportation infrastructure for the transport of less adequate, so note road condition and road infrastructure and transport costs.