Penentuan saturasi air di lapangan m dengan metode simandoux dan indonesia
P ada penelitian ini dibahas mengenai pemilihan metode interpretasi log untuk menghitung Saturasi Air yang akan digunakan pada lapangan M. Interpretasi log tersebut dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif untuk menentukan adanya indikasi hidrokarbon, menghitung volume shale, porositas, Saturasi Air dan terakhir menentukan metode perhitungan Saturasi Air yang cocok digunakan di lapangan M. Perhitungan volume shale (Vsh) di lapangan M menggunakan Gamma Ray log. Volume shale untuk lapangan M sumur LDA-C3, LDA-C4 dan LDA-C5 berturut-turut adalah 23.70 %, 16.80 % dan 7.80 %. Metode yang digunakan untuk menghitung porositas pada lapangan M adalah Neutron-Density log. Porositas ratarata untuk sumur LDA-C3, LDA-C4 dan LDA-C5 berturut-turut adalah 9.48%, 16.45% dan 21.45%. Saturasi Air (Sw) diperoleh dengan memasukkan beberapa parameter reservoir ke dalam persamaan atau metode yang ada. Metode untuk menghitung Saturasi Air yang digunakan adalah metode Indonesia dan Simandoux. Namun yang dipilih pada penelitian ini adalah metode Simandoux karena hasilnya lebih mendekati Saturasi Air dari data core dibandingkan metode Indonesia. Saturasi Air (Sw) rata-rata dari metode Indonesia untuk sumur LDA-C3, LDA-C4 dan LDA-C5 berturut-turut adalah 51.34 %, 54.76 % dan 63.97 %. Sedangkan, Saturasi Air (Sw) rata-rata yang diperoleh menggunakan metode Simandoux untuk sumur LDA-C3, LDA-C4 dan LDA-C5 berturut-turut adalah 32.90 %, 50.89 % dan 54.09 %.
T his Final Assignment will discuss about the formation evaluation method that is chosen to calculate the water saturation in the M field. The logging interpretation itself is done in both quantitative and qualitative ways in order to determine the hydrocarbon, the shale volume, the porosity, the water saturation, moreover to select the best water saturation method for the M field. The Shale Volume (Vsh) in the M field is calculated by using the Gamma Ray logs whereas the value for the shale volume for LDA-C3 well, LDA-C4 well, and LDA-C5 well are 23.70%, 16.80%, and 7.80% in a sequent order. Furthermore, the porosity in the M field is determined with the neutron-density logs whereas the average porosity value for LDA-C3 well, LDA-C4 well, and LDA-C5 well are 9.48%, 16.45% and 21.45% respectively. Hence, by utilizing the reservoir parameters into the existing methods – Indonesian method and Simandoux method – we can determine the water saturation (Sw) value. However, the writer chose the water saturation value from the Simandoux method for this thesis because the result is closer with the core data rather than the result from the Indonesian method. By using the Indonesian method, the average water saturation result for LDA-C3 well, LDA-C4 well and LDA-C5 well are 51.34 %, 54.76 %, and 63.97 %. On the other hand, by using the Simandoux method, the average water saturation result for LDA-C3 well, LDA-C4 well, and LDA-C5 well are 32.90 %, 50.89 %, and 54.09 %.