Usulan pengembalian bahan baku dengan mempertimbangkan kendala area penyimpanan dan perbaikan tata letak gudang di PT.Pilar Makmur Utama
P T. Pilar Makmur Utama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan foam dengan bahan dasar bijih plastik yang yang merupakan salah satu komponen dari alas kaki. Produk yang dihasilkan adalah baal 38, baal 17, alas sandal, alas sepatu dan karpet, yang membutuhkan 11 jenis bahan bakuyang disimpan dalam gudang A dan gudang B. Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah masalah penyimpanan bahan baku di gudang A yang memiliki keterbatasan tempat penyimpanan. Jenis bahan baku yang disimpan di gudang A adalah SSR. III, SSR IV, EVA SS, EVA PMU, LDPE PRIME, Pigment, dan LDPE Al. Pada saat ini kebijakan sistem persediaan perusahaan belum dapat menentukan jumlah pemesanan optimal yang mempertimbangkan area penyimpanan yang tersedia. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan ukuran lot pemesanan optimal menggunakan Model Persedian Economic Order Quantity (EOQ) yang mempertimbangkan kendala area penyimpanan dengan pendekatan Lagrange Multiplier. Selanjutnya, hasil perhitungan ukuran lot persediaan bahan baku menjadi dasar usulan tata letak penyimpanan bahan baku di gudang A. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan memiliki area penyimpanan pada gudang A sebesar 220 m2, sedangkan area penyimpanan yang dibutuhkan untuk ukuran pemesanan saat ini sebesar 334.32 m2 dengan total biaya persediaan sebesar Rp 15,910,400. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran pemesanan (Q) saat ini melebihi area penyimpanan pada gudang A. Sebagai awal perhitungan dilakukan penentuan ukuran pemesanan ekonomis dengan model persediaan EOQ tanpa kendala area penyimpanan, dan diperoleh Q untuk masing-masing bahan baku adalah SSR III: 1,322 karung; SSR IV: 1,024 karung; EVA SS: 519 karung; EVA PMU: 457 karung; LDPE PRIME: 358 karung; Pigment: 608 box; dan LDPE A 1: 920 box. Adapun total kebutuhan area penyimpanan adalah 264.96 m2 dengan total biaya persediaan sebesar Rp 9,059,468.90. Perhitungan dilanjutkan dengan model persediaan EOQ yang mempertimbangkan kendala area penyimpanan menggunakan pendekatan Lagrange Multiplier. Perhitungan ukuran Q untuk masing-masing bahan baku adalah, SSR III: 697 karung; SSR IV: 642 karung; EVA SS: 313 karung; EVA PMU: 297 karung; LDPE PRIME; 262 karung; Pigment = 444 box; dan LDPE Al: 695 box dengan total kebutuhan area penyimpanan sebesar 166.68 m2 serta total biaya persediaan sebesar Rp 10,022,330.18. Berdasarkan perbandingan terhadap total biaya persediaan, kebijakan persediaan saat ini dengan model persediaan EOQ optimal yang mempertimbangkan kendala area penyimpanan dapat disimpulkan bahwa terjadi penghematan biaya persediaan sebesar 37.01%.
P T. Pilar Makmur Utama is a manufacturing company which producing foam with material of plastic ore-based as a component of footwear. The resulting products are baal 38, baal 17, sandal and shoe pads, and carpet, which require I I types of raw materials stored in the warehouses A and B. The current problems faced by the company are the storage of raw materials in the warehouse A which has limited storage space. Types of raw materials stored in warehouse A are SSR HI, IV SSR, EVA SS, EVA PMU, LDPE PRIME, Pigment, and LDPE Al. Today, the policy of the company's inventory system has not been able to determine the optimal order quantity that considering the available storage area. Therefore, the purpose of this study was to determine the optimum ordering lot size by using Economic Order Quantity (EOQ) Inventory Model that considering the constraints of the storage area with a Lagrange Multiplier approach. Furthermore, the calculated lot size of raw materials inventory serve as basic of recommendation of raw materials storage in the warehouse A. Based on results of study indicate that the company has storage area in the warehouse A is 220 m2, while the storage area needed for the current ordering quantity is 334.32 m2 with a total inventory cost of Rp 15,910,400. This suggests that the quantity of order (Q) currently exceeds the storage area of the warehouse A. As an initial calculation, determination of the economical order quantity by EOQ inventory model without constraints of the storage area, and Q values obtained for each raw material are SSR III: 1.322 sacks; SSR IV: 1.024 sacks; EVA SS: 519 sacks; EVA PMU: 457 sacks; LDPE PRIME: 358 sacks; Pigment: 608 boxes; and LDPE Al: 920 boxes. The total of the storage area needed is 264.96 m2 with total inventory cost of Rp 9,059,468.90. The calculation is continued by the EOQ inventory model that considers the constraints of the storage area by using the Lagrange Multiplier approach. Calculations of size of Q for each raw material are SSR III: 697 sacks; SSR IV: 642 sacks; EVA SS: 313 sacks; EVA PMU: 297 sacks; LDPE PRIME; 262 sacks; Pigment = 444 boxes; and LDPE Al: 695 boxes with total storage area requirements of 166.68 m2 and the total inventory cost of Rp 10,022,330.18. Based on a comparison to the total inventory cost, the current inventory policy with the optimum EOQ inventory model that considers the storage area constraints can be concluded that there is an inventory cost savings of 37.01%.