Tingkat pelayanan pada jalur pejalan kaki eksisting (Studi Kasus: Jalan Braga, Kota Bandung)
S alah satu hal yang penting dalam keberlanjutan kawasan perkotaan adalah dengan tersedianya jalur pejalan kaki yang nyaman dan leluasa bagi manusia (Ujianti dkk, 2012). Berjalan kaki dapat menjadikan kota lebih manusiawi yang mana para pejalan kaki kemudian dapat lebih memperhatikan secara rinci ruang perkotaan dengan baik, apalagi ketika berada di kawasan kota lama atau heritage. Sebagai wisata heritage, Braga dilengkapi oleh bermacam-macam pilihan tempat makan, hiburan, serta aktivitas lainnya. Penelitian terdahulu mengatakan tingkat pelayanan Braga sudah termasuk dalam kategori baik. Namun, apabila kita melihat kondisi eksistingnya ketika hari libur pada waktu-waktu tertentu, pejalan kaki sangat ramai memadati Braga. Hal ini tentu berpengaruh pada sirkulasi serta kenyamanan pejalan kaki. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat pelayanan pada kondisi eksisting dan upaya peningkatan standar pelayanan (Level of Service) jalur pejalan kaki di Jalan Braga Kota Bandung. Penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis berdasar dari Highway Capacity Manual (HCM). Hasil analisis menunjukkan jalur pejalan kaki pada Jalan Braga eksisting saat hari libur pada waktu-waktu tertentu berada pada tingkat pelayanan LOS F, yakni kategori paling rendah, sehingga perlu upaya peningkatan dengan menggunakan skenario. Adapun dari tiga upaya, skenario III: pedestrianisasi merupakan skenario pilihan dengan tingkat pelayanan pada LOS D, yakni termasuk dalam ambang nyaman dan dapat berjalan dengan kecepatan normal
O ne of the important things about a sustainable city is the availability of a comfortable and accessible pedestrian way (Ujianti dkk., 2012). Walking can make a city more humane where pedestrians can pay more attention to the details, especially when they’re walking heritage areas. As a heritage site, Braga has a variety of options for dining, entertainment, and other activities. Previous research also says Braga\\\'s level of service is already in the good category. However, when we look at the conditions of its existence, especially during holidays at certain times, the pedestrians are very crowded, which affects the circulation and the comfort of pedestrians. This study aims to measure the level of service of the existing conditions and find some better solutions to help improve the level of service of the pedestrian ways in Braga Bandung. This quantitative descriptive research used the Highway Capacity Manual (HCM) for its analysis. The results showed that the level of service in Braga’s pedestrian ways was at F level, which is the lowest standard on HCM. Thus, some improvements are needed by using three scenarios. Among those three scenarios, the third is that pedestrianization is the best option for this pedestrian way because it’s already on LOS D, where people can walk at normal speed and also on the threshold of comfort.