Peningkatan kegiatan perhotelan dan dampaknya terhadap perkembangan fisik serta ekonomi masyarakat kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, DIY
K ota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang bisa disebut sebagai kota pariwisata dan kota budaya, sehingga kota ini cukup menarik wisatawan baik dari mancanegara maupun dari negara kita sendiri. Sektor pariwisata ini ternyata mendorong pertumbuhan sektor sektor lainnya seperti sektor hotel dan restoran yang berkontribusi sebesar 10,2% pada tahun 2015 (Bappeda DIY,2018). Pembangunan hotel juga tidak selalu berada di sekitar lokasi objek wisata saja, namun juga terkadang berada tidak jauh dari lokasi kawasan wisata yang ada (Khalishah, 2020). Pertumbuhan hotel bintang maupun nonbintang dari tahun ke tahun yang terjadi termasuk di Kelurahan Brontokusuman mengindikasikan bahwa adanya investasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan spasial dengan bantuan data sekunder, kuesioner dan observasi. Hasil analisis dan pembahasan menunjukan bahwa kegiatan perhotelan yang memiliki pola persebaran terpusat mengalami peningkatan kegiatan perhotelan yang terjadi beriringan dengan peningkatan kegiatan ekonomi. Kegiatan perhotelan dan kegiatan ekonomi juga harus mempertimbangkan kesesuaian dengan RDTR yang berlaku yang mengatur mengenai perubahan fisik pula. Pada perkembangan fisik terdapat dampak positif yakni peningkatan kegiatan ekonomi dan dampak negatif yakni polusi suara dan polusi estetika dari kurangnya lahan parkir. Hasil analisis menunjukkan kegiatan perhotelan yang ada di Kelurahan Brontokusuman menunjukan bahwa hingga saat ini kegiatan perhotelan tersebut masih sesuai dengan zona peruntukannya. Untuk pertumbuhan ekonomi yang terjadi lebih cenderung mengarah ke investasi bukan ekonomi masyarakat sedangkan untuk ekonomi masyarakat menunjukkan adanya peningkatan dalam hal penyerapan tenaga kerja oleh bidang akomodasi dengan kata lain, perkembangan kegiatan perhotelan yang terjadi membuka peluang kerja baru bagi masyarakat.
T he city of Yogyakarta is one of the cities that can be called a city of tourism and a city of culture, so this city attracts enough tourists both from abroad and from our own country. This tourism sector has encouraged the growth of other sectors such as the hotel and restaurant sector, which contributed 10.2% in 2015 (Bappeda DIY, 2018). Hotel development is also not always located around the location of tourist attractions, but also sometimes not far from the location of existing tourist areas (Khalishah, 2020). The growth of star and non-star hotels from year to year that occurs including in Brontokusuman Village indicates that there is investment that will affect economic growth. The research used quantitative and spatial methods with the help of secondary data, questionnaires and observations. The results of the analysis and discussion show that hospitality activities that have a centralized distribution pattern experience an increase in hospitality activities that occur in tandem with an increase in economic activity. Hospitality activities and economic activities must also consider conformity with the applicable RDTR which regulates physical changes as well. In physical development, there are positive impacts, namely increased economic activity and negative impacts, namely noise pollution and aesthetic pollution from the lack of parking lots. The results of the analysis show that existing hospitality activities in Brontokusuman Village show that until now the hospitality activities are still in accordance with the designation zone. For economic growth that occurs is more likely to lead to investment rather than the community economy while for the community economy shows an increase in terms of employment by the accommodation sector in other words, the development of hospitality activities that occur opens up new employment opportunities for the community.