DETAIL KOLEKSI

Skrining gangguan penggunaan zat di Klinik Pratama Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020-2021


Oleh : Shella Agustiani

Info Katalog

Nomor Panggil : S 2018

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2023

Pembimbing 1 : Rina Kurniasri Kusumaratna

Subyek : Substance abuse

Kata Kunci : addictive substances, WHO ASSIST V3.0, intervention, handling efforts.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2023_TA_SKD_030001800100_Halaman-Judul.pdf -1
2. 2023_TA_SKD_030001800100_Pengesahan.pdf 1
3. 2023_TA_SKD_030001800100_BAB-1_Pendahuluan.pdf 4
4. 2023_TA_SKD_030001800100_BAB-2_Tinjauan-Literatur.pdf 25
5. 2023_TA_SKD_030001800100_BAB-3_Kerangka-Teori.pdf 14
6. 2023_TA_SKD_030001800100_BAB-4_Metode-Penelitian.pdf 4
7. 2023_TA_SKD_030001800100_BAB-5_Hasil.pdf 13
8. 2023_TA_SKD_030001800100_BAB-6_Pembahasan.pdf 9
9. 2023_TA_SKD_030001800100_BAB-7_Kesimpulan.pdf 1
10. 2023_TA_SKD_030001800100_Daftar-Pustaka.pdf 7
11. 2023_TA_SKD_030001800100_Lampiran.pdf 33

L LATAR BELAKANGZat adiktif menjadi salah satu permasalahan seluruh dunia. Indonesian Drug report 2022 menyebutkan usia pengguna zat dimulai pada usia 15 - 64 tahun dengan jumlah 187.513.456 jiwa pengguna pada tahun 2019 – 2021. Dampak buruk yang ditimbulkan karena penggunaan zat adiktif sangat beragam, diantaranya dampak pada kesehatan, sosial, dan ekonomi. Tinggi nya prevalensi pengguna dan dampak buruk yang dapat muncul akibat penggunaan zat adiktif, sebagai upaya tindak lanjut diperlukan skrining untuk penggunaan zat dengan instrument WHO Assist V3.0.METODEPenelitian ini menggunakan studi observasional deskriptif dengan desain studi kasus. Menggunakan data sekunder rekam medis klien pengguna zat yang datang berkunjung ke Klinik Pratama BNNP DKI Jakarta tahun 2020 – 2021.HASILGambaran penggunaan zat pada 457 klien yang mengakses layanan Klinik Pratama BNNP DKI Jakarta. umumnya berusia 26 - 55 tahun, laki - laki dengan latar belakang pendidikan terakhir SMA, dan kelompok pekerja Swasta. Berdasarkan Instrumen WHO Assist zat yang paling dominan digunakan yaitu tembakau, alkohol, dan juga stimulan jenis amfetamin dengan tingkat risiko rendah sampai sedang, sebagai tindak lanjut dilakukan intervensi singkat dan upaya penanganan berupa rawat jalan.KESIMPULANBerdasarkan instrument WHO Assist zat yang paling dominan digunakan yaitu zat tembakau, alkohol, dan juga stimulan jenis amfetamin dengan tingkat risiko rendah sampai sedang sebagai penanganan lanjutan dilakukan intervensi singkat dan umumnya upaya penanganan yang dilakukan di BNNP DKI Jakarta berupa Rawat jalan.

B BACKGROUNDAddictive substances are a worldwide problem. The Indonesian Drug report 2022 states that the age of substance users starts at the age of 15 - 64 years with a total of 187,513,456 users in 2019 - 2021. The adverse effects caused by the use of addictive substances are very diverse, including impacts on health, social, and economic. The high prevalence of users and the adverse effects that can arise from the use of addictive substances, as a follow-up effort, screening for substance use is needed with the WHO Assist V3.0 instrument.METHODSThis research uses a descriptive observational study with a case study design. Using secondary data from medical records of substance user clients who came to visit the DKI Jakarta BNNP Primary Clinic in 2020-2021.RESULTSAn overview of substance use in 457 clients who accessed the DKI Jakarta BNNP Pratama Clinic services. generally aged 26 - 55 years, male with the last high school educational background, and a group of private workers. Based on the WHO Assist Instrument, the most dominant substances used are tobacco, alcohol, and also amphetamine-type stimulants with low to moderate risk levels, as a follow-up to a brief intervention and treatment efforts in the form of outpatient.CONCLUSIONBased on the WHO Assist instrument, the most dominant substances used are tobacco, alcohol, and amphetamine-type stimulants with low to moderate risk levels as a follow-up treatment, a brief intervention is carried out and generally the treatment efforts carried out at BNNP DKI Jakarta are outpatient

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?