DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara asupan makanan dengan migrain pada usia 22-44 tahun


Oleh : Junila Rosa

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.97 Ros h

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Andy Atmaja

Subyek : Nutritional adequacy rate;Body mas index

Kata Kunci : food intake, body mass index, migraine, food intake, body mass index, migraine

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TA_KD_03011151_Halaman-judul.pdf
2. 2015_TA_KD_03011151_Bab-1-Pendahuluan.pdf
3. 2015_TA_KD_03011151_Bab-2-Tinjauan-literatur.pdf
4. 2015_TA_KD_03011151_Bab-3-Kerangka-konsep.pdf
5. 2015_TA_KD_03011151_Bab-4-Metode.pdf
6. 2015_TA_KD_03011151_Bab-5-Hasil.pdf
7. 2015_TA_KD_03011151_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2015_TA_KD_03011151_Bab-7-Kesimpulan.pdf
9. 2015_TA_KD_03011151_Daftar-pustaka.pdf
10. 2015_TA_KD_03011151_Lampiran.pdf

L Latar belakang Secara global, prevalensi nyeri kepala orang dewasa adalah 47% dan lebih dari 10% migrain. Menurut Global Burden of Disease Survey 2010, migrain memiliki prevalensi terbanyak ketiga dan tertinggi ketujuh penyebab disabilitas yang spesifik diseluruh dunia. Penelitian kaitan faktor makanan sebagai pencetus migrain masih diperdebatkan dan belum banyak dilaksanakan, khususnya di Indonesia. Untuk memahami hubungan asupan makanan dengan migrain, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan hubungan asupan makanan terhadap migrain. Sehingga setelah menghindari faktor pencetus migrain, memungkinkan untuk menurunkan frekuensi migrain dan meningkatkan kualitas hidup penderita migrain. Metode Penelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain potong lintang yang mengikutsertakan 81 pasien usia 22-44 tahun Poliklinik Saraf di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi bulan Oktober sampai Desember 2014. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner yang meliputi usia, jenis kelamin, migrain dan asupan makanan serta pengukuran berat badan dan tinggi badan. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 17.0 dengan uji statistik Chi Square.m Hasil Analisis Chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara asupan makanan (p=0.000) dengan migrain pada usia 22-44 tahun. Akan tetapi, tidak terdapat hubungan antara usia (p=0.256), jenis kelamin (p=0.439) dan indeks massa tubuh (p=0.345) dengan migrain pada usia 22-44 tahun. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan asupan makanan dengan protein, karbohidrat atau lemak yang berlebih banyak ditemukan pada penderita migrain dibandingkan dengan bukan penderita migrain.

1 1672/5000Background Globally, the prevalence of adult headache is 47% and more than 10% of migraines. According to the 2010 Global Burden of Disease Survey, migraine has the third highest prevalence and the seventh highest cause of specific disabilities worldwide. The study of the factors of food as a trigger migraine is still debated and has not been widely implemented, especially in Indonesia. To understand the relationship of food intake with migraine, it is necessary to do research that aims to determine the relationship of food intake to migraine. So after avoiding migraine trigger factors, it is possible to decrease the frequency of migraine and improve the quality of life of migraine sufferers. Methods The study used an observational analytic study with cross sectional design involving 81 patients aged 22-44 years of neurological polyclinics at Bekasi District General Hospital from October to December 2014. Data were collected through interviews with questionnaires that included age, gender, migraine and intake food and weight measurement and height. Data analysis using SPSS for Windows version 17.0 with Chi Square square test. The result of Chi-square analysis showed that there was correlation between food intake (p = 0.000) with migraine at age 22-44 years. However, there was no association between age (p = 0.256), sex (p = 0.439) and body mass index (p = 0.345) with migraine at age 22-44 years. CONCLUSIONS: This study shows that intake of foods with protein, carbohydrates or excess fat is found in migraine sufferers compared with non-migraine sufferers.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?