M Merokok merupakan salah satu faktor penyebab kematian yang juga dapatmempengaruhi daya tahan atau kekebalan tubuh seseorang. Kebiasaan merokokjuga erat kaitannya dengan penyakit di dalam rongga mulut karena organ utamayang langsung berkontak dengan rokok adalah mulut. Rokok merupakan bendaasing yang masuk ke dalam rongga mulut sehingga tubuh akan membentuk responimun yang salah satunya adalah Immunoglobulin G (IgG) sebagai pertahanantubuh terhadap benda asing tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahuiperbedaan kadar IgG dalam saliva pasien antara perokok dan non-perokok yangmenggunakan Geligi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL). Subjek penelitianberjumlah 14 orang yang terdiri dari 7 orang pasien perokok pengguna GTSL dan7 orang pasien non-perokok pengguna GTSL. IgG dari saliva pasien diperiksadengan metode Radial Immuno Difussion (RID). Hasil perhitungan menunjukkanbahwa rata-rata kadar IgG saliva pengguna GTSL perokok lebih tinggi yaitu135,143 mg/100ml dibandingkan dengan rata-rata kadar IgG pengguna GTSLnon-perokok yaitu 108,857 mg/100ml. Secara statistik, hasil tersebutmenunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar IgG salivaantara pengguna GTSL perokok dan non-perokok (p>0,05) tetapi rata-rata kadarIgG lebih tinggi pada pengguna GTSL perokok. Dapat disimpulkan bahwa kadarIgG pada pengguna GTSL tidak dipengaruhi oleh aktifitas merokok namundemikian peningkatan rata-rata jumlah kadar IgG pada pengguna GTSL perokokdapat disebabkan karena asap dan senyawa lain dalam rokok dapat merangsanglimfosit-B untuk membentuk immunoglobulin.