L LATAR BELAKANG Balita merupakan golden age pada pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga masa pertumbuhan dan perkembangan balita memberikan dampak pada dewasa. Masalah kesehatan yang paling menyita perhatian dan penanggulangannya menjadi salah satu indikator keberhasilan Sustanable Development Goals (SDGs) adalah stunting. Stunting adalah kondisi anak bila tinggi badan diukur dengan indeks tinggi badan tidak sesuai dengan usia (TB/U) atau dengan z-score -2 Standar Deviasi (SD) atau <89p jika dikonversikan pada kurva World Health Organization (WHO) atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Dua faktor yang dianggap berpengaruh antara lain berat badan lahir rendah (BBLR) dan ASI Eksklusif. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional dan jumlah responden sebanyak 121 balita. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Poksai I, Kota Bekasi pada Desember 2021 dengan metode Consecutive Non Simple Random Sampling. Variabel yang dinilai adalah berat badan lahir, ASI Ekslusif, stunting. Data yang diperoleh di analisis menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan <0.05. HASIL PENELITIAN Penelitian ini didapatkan responden yang berat badan lahir normal (BBLN) 83,5%, ASI Eksklusif (57,9%), stunting 21,5%. Responden dengan BBLR 35% dan tidak memperoleh ASI Eksklusif 33,3% lebih banyak mengalami stunting. Hasil analisis statistik menunjukan tidak terdapatnya hubungan antara BBLR (p=0.136) namun terdapat hubungan antara ASI Eksklusif (p=0,007) dengan stunting pada balita. KESIMPULAN Tidak terdapat hubungan antara BBLR dengan stunting pada balita dan terdapat hubungan ASI Eksklusif dengan stunting pada balita.