Pemilihan alternatif pengelolaan sampah dengan metode anp dan bocr di Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta
D Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta merupakan salah satu instansi pemerintahan yang memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta memberikan pelayanan kebersihan yaitu, mengelola sampah yang dihasilkan dari berbagai sumber, membersihkan Kota DKI Jakarta agar terlihat lebih bersih, indah, dan nyaman. Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta saat ini menghadapi tuntutan masyarakat yang semakin merasakan dampak negatif dari permasalahan sampah, adapun permasalahan yang timbul akibat dampak pengelolaan sampah menggunakan teknologi Sanitary Landfill yang dirasa gagal di TPA Bantargebang, atau pun pencemaran terhadap lingkungan dan bencana yang :nemakan korban, habisnya masa kontrak pembuangan sampah di TPA Bantargebang Bekasi, sehingga Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta perlu mengambil langkah dan upaya untuk menangani masalah — masalah yang dihadapi dan dorongan maupun pertimbangan untuk mencari sebuah alternatif lokasi, atau perbaikan lokasi pembuangan sampah maupun pertimbangan penggunaan teknologi dan penerapannya. Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta perlu untuk memprioritaskan langkah yang harus diambil, mengingat kondisi permerintahan saat ini secara ekonomi yang belum stabil. Untuk memilih alternatif dalam prioritas pengelolaan sampah digunakan Analityc Network Process (ANP) dan Benefit Opportunities Cost Risk (BOCR), tahap awal yaitu melakukan wawancara dengan pihak pengambil keputusan atau seorang ahli mengenai Solid Waste. Adapun alternatif akan dipilih berdasarkan masalah utama yang timbul, setelah melakukan wawancara didapatkan kriteria, subkriteria yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan alternatif yang mempunyai keterkaitan maupun umpan batik, dan akan dilakukan pembobotan, dimana pemberian tingkat kepentingan pada kriteria, subkriteria & altematif menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada pakar mengenai sampah (Expert Judgement). Dalam pembobotan ini digunakan Software Super Decission untuk memperoleh bobot yang, stabil. Bobot yang didapat dari Kriteria Ekonomi (0.10983), Lingkungan (0.28825), Sosial (0.19399), Transportasi (0.24825), Hukum&Politik (0.15968), adapun Kriteria BOCR sebagai Rasio, Benefit (0.21111), Opportunities (0_25383), Cost (0.33318) Dan Risk (0.20188), menyudutkan terhadap terpilihnya Altematif Lokasi Baru (0.43439) sebagai prioritas alternatif terpilih dibanding Teknologi (0.34850), dan Perbaikan Lokasi (0.21711). Analisis BOCR menyajikan 3 kondisi dalam memilih prioritas altematif yaitu Standard (B/C), Pessimistic B/(CxR), Realistic (BxO)/(CxR). Apabila pengambil keputusan berfokus pada kondisi Standard maka prioritas pertama adalah Altematif Perbaikan Lokasi (1.8412), jika berfokus pada Pessimistic prioritas pertama adalah Altematif Perbaikan Lokasi (4.4625), dan jika berfokus pada Realistic prioritas pertama adalah Altematif Lokasi Baru (1.5882).
T The DKI Jakarta Provincial Sanitation Service is one of the government agencies that provides public services to the community. The DKI Jakarta Provincial Sanitation Service provides sanitation services, namely, managing waste generated from various sources, cleaning the city of DKI Jakarta to make it look cleaner, more beautiful, and more comfortable. The DKI Jakarta Provincial Sanitation Service is currently facing demands from the community who are increasingly feeling the negative impacts of waste problems, including problems arising from the impact of waste management using Sanitary Landfill technology which is considered to have failed at the Bantargebang TPA, or environmental pollution and disasters that have claimed victims, the expiration of the waste disposal contract at the Bantargebang TPA Bekasi, so the DKI Jakarta Provincial Sanitation Service needs to take steps and efforts to deal with the problems faced and encouragement or considerations to find an alternative location, or improvement of the waste disposal location or considerations for the use of technology and its application. The DKI Jakarta Provincial Sanitation Service needs to prioritize the steps that must be taken, considering the current economic conditions of the government which are not yet stable. To select alternatives in waste management priorities, the Analytical Network Process (ANP) and Benefit Opportunities Cost Risk (BOCR) are used, the initial stage is to conduct interviews with decision makers or experts on Solid Waste. The alternatives will be selected based on the main problems that arise, after conducting interviews, criteria and sub-criteria are obtained which are considered in selecting alternatives that have relevance or feedback, and weighting will be carried out, where the level of importance is given to criteria, sub-criteria & alternatives using a questionnaire distributed to experts on waste (Expert Judgement). In this weighting, Super Decision Software is used to obtain stable weights. The weights obtained from the Economic Criteria (0.10983), Environment (0.28825), Social (0.19399), Transportation (0.24825), Law & Politics (0.15968), while the BOCR Criteria as a Ratio, Benefit (0.21111), Opportunities (0_25383), Cost (0.33318) and Risk (0.20188), cornered the selection of the New Location Alternative (0.43439) as the selected alternative priority compared to Technology (0.34850), and Location Improvement (0.21711). The BOCR analysis presents 3 conditions in choosing alternative priorities, namely Standard (B/C), Pessimistic B/(CxR), Realistic (BxO)/(CxR). If the decision maker focuses on Standard conditions, the first priority is the Location Improvement Alternative (1.8412), if the focus is on Pessimistic, the first priority is the Location Improvement Alternative (4.4625), and if the focus is on Realistic, the first priority is the New Location Alternative (1.5882).