Hubungan pengetahuan ibu dengan terjadinya biang keringat pada bayi dan balita
L LATAR BELAKANGBiang keringat atau disebut miliaria atau keringat buntet adalah kelainan benigna berupa ruam kecil berwarna merah dan menonjol terasa gatal, menyebabkan sensasi perih pada kulit. Seringkali terjadi ketika cuaca panas atau lingkungan yang bersuhu lembap. Di Indonesia terdapat 22,79% kasus balita menderita penyakit kulit biang keringat. Pada tahun 2018 di Indonesia biang keringat menempati urutan ke-7 dari 10 penyakit kulit bayi dan balita. Insiden penyakit kulit biang keringat ini meningkat sampai 50% pada iklim panas. Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian biang keringat.METODEPenelitian ini merupakan penelitian dengan analitik observasional dengan metode Cross-sectional yang mengikutsertakan 68 Ibu yang memiliki bayi usia 0-5 tahun yang datang berobat ke Puskesmas Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner. Data biang keringat didapatkan dari diagnosa dokter. Analisis data dengan menggunakan SPSS dan tingkat kemaknaan yang digunakan bersarnya 0,05.HASILHasil dari penelitian ini diketahui hubungan antara pengetahuan ibu dan dengan kejadian biang keringat di Puskesmas Kelurahan Kebayoran Lama Utara selama periode Maret 2021 - Juni 2021 dengan jumlah sampel sebanyak 68 Mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan terkait biang keringat atau miliariasis dengan kategori kurang sebanyak 48,5% Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian biang keringat atau miliariasis dengan p sebesar 0,000KESIMPULANPenelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian biang keringat
B BACKGROUNDPrickly heat or called miliaria or profuse sweating is a benign disorder in the form of a small red rash that protrudes and feels itchy, causing a burning sensation on the skin. Often occurs when the weather is hot or the environment is humid. In Indonesia, there are 22.79% cases of children under five years old suffering from prickly heat skin disease. In 2018 in Indonesia prickly heat was ranked 7th out of 10 skin diseases of infants and toddlers. The incidence of prickly heat is up to 50% in hot climates. Based on the data above, the researcher is interested in conducting research on the relationship between mother's knowledge and the incidence of prickly heat.METHODSThis research is an analytical observational study with a cross-sectional method which included 68 mothers with babies aged 0-5 years who came for treatment at the Puskesmas Kebayoran Lama Utara. Data were collected by means of interviews using a questionnaire. Prickly heat data obtained from the doctor's diagnosis. Data analysis using SPSS and the level of significance used is 0.05.RESULTSThe results of this study found the relationship between mother's knowledge and the incidence of prickly heat at the Puskesmas Kebayoran Lama Utara during the period March 2021 - June 2021 with a total sample of 68. The majority of mothers have a level of knowledge related to prickly heat or miliariasis with a less category as much as 48,5% There is a significant relationship between mother's knowledge and the incidence of prickly heat or miliariasis with a p of 0.000CONCLUSIONThis study shows that there is a significant relationship between maternal knowledge and the incidence of prickly heat.