Hubungan frekuensi partus dan inkontinesia urin pada lansia
L LATAR BELAKANGInkontinensia Urin adalah terdapatnya gangguan pada sistem urin, dengan adanya urine yang keluar secara tidak sengaja : merupakan penyakit morbiditas yang signifikan. Prevalensi IU meningkat dengan bertambahnya usia, dari populasi wanita, 40% nya mengalami IU di usia 70 tahun. Frekuensi kehamilan, frekuensi persalinan, durasi dan metode persalinan : faktor resiko utama IU pada wanita. Maka dari itu tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antara frekuensi partus dengan inkontinensia urin pada lansia.METODEDesain penelitian adalah analitik observasional dengan metode pendekatan potong silang (cross sectional). 87 lansia wanita usia 60 tahun keatas di Kelurahan Tanjung Mentok Bangka Barat menjadi responden pada penelitian ini. Instrumen pengumpulan data : kuesioner The Three Incontinence Questions (3IQ) dilakukan dengan wawancara serta pengisian data responden. Variabel penelitian adalah Frekuensi partus dan Inkontinensia Urin. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji Chi-square pada SPSS (p<0,05).HASIL 87 responden: usia 61 tahun terbanyak mengikuti penelitian (12,6%). Terdapat nulipara 11,5%, primipara 14,9%, multipara 46%, grandemultipara 27,6%. Dari keseluruhan responden 78,2% mengalami IU dan 21,8% yang tidak IU. Yang mengalami IU : nulipara (50%), primipara dan multipara (79,2%), grandemultipara (87,5%). Tidak terdapat hubungan bermakna antara frekuensi partus dengan inkontinensia urin pada lansia (p=0,052).KESIMPULAN Prevalensi IU pada lansia di Kelurahan Tanjung Mentok Bangka Barat sebanyak 78,2%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara frekuensi partus dengan inkontinensia urin pada lansia.
B BACKGROUNDUrinary incontinence is a disturbance in the urinary system, with the presence of urine that comes out inadvertently: it is a significant morbidity disease. The prevalence of IU increases with age, from the female population 40% of whom experience IU at the age of 70 years. Frequency of pregnancy, frequency of delivery, duration and method of delivery: major risk factors for IU in women. Therefore, the purpose of this study was to determine the prevalence and relationship between frequency of parturition and urinary incontinence in eldelry.METHODSThe research design was analytic observational with aapproach cross sectional. 87 elderly women aged 60 years and over in Tanjung Mentok Village West Bangka became the respondents in this study. Data collection instrument: The Three Incontinence Questions (3IQ) questionnaire was conducted by interviewing and filling in respondent data. The research variables were the frequency of parturition and urinary incontinence. Processing and data analysis using Chi-square test on SPSS (p<0.05).RESULTS87 respondents: 61 years of age most participated in the study (12.6%). There were 11,5% nullipara, 14.9% primipara, 46% multipara, 27.6% grandemultipara. Of the total respondents, 78.2% had IU and 21.8% did not. Those with IU: nullipara (50%), primipara and multipara (79.2%), grandemultipara (87.5%). There was no significant relationship between the frequency of parturition and urinary incontinence in the elderly (p=0.052).CONCLUSIONThe prevalence of IU in the elderly in Tanjung Mentok Village, West Bangka is 78.2%. There is no significant relationship between the frequency of parturition and urinary incontinence in the elderly.