Hubungan tingkat stres dengan tingkat keparahan xerostomia pada dewasa muda : kajian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti (Laporan Penelitian)
L Latar belakang: Stres sebagai keadaan psikologis dapat menyebabkan penurunanlaju aliran saliva atau mengubah komposisi saliva. Perubahan laju saliva besertadengan komposisi saliva tersebut dapat berdampak pada kesehatan rongga mulutseperti menyebabkan keluhan subjektif mulut kering yakni xerostomia. Dewasamuda seperti mahasiswa kedokteran gigi dapat mengalami stres dalam menjalankanpendidikannya sehingga dapat mengalami xerostomia. Tujuan: Untuk mengetahuihubungan tingkat stres dan tingkat keparahan xerostomia. Metode: Studi berupaobservasional analitik menggunakan rancangan cross-sectional dilakukan denganmengukur laju aliran saliva tidak terstimulasi, diikuti dengan pengisian kuesionerXI untuk menilai xerostomia dan DASS 42 untuk tingkat stres. Analisis korelasikemudian dilakukan dengan data telah diperoleh. Hasil: Dari 102 responden, 97responden mengalami xerostomia dengan 61,8% mengalami xerostomia ringan.60,8% responden mengalami stres normal. Uji korelasi Spearman menunjukkankoefisien korelasi sebesar 0,340 yakni hubungan rendah dengan signifikansiP=0,000. Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat stres dengan tingkatkeparahan xerostomia pada dewasa muda yakni mahasiswa FKG USAKTI.
B Background: Stress as a psychological state can lower the flow rate of saliva oralter its composition. The shift in both salivary flow rate as well as salivacomposition may have an impact on oral health such as a dry mouth subjectivecomplaint that is xerostomia. Young adults, namely dentistry students, mayexperience stress in carrying out their education hence causing xerostomia.Objective: To determine the relationship between stress level and xerostomiaseverity. Methods: An observational analysis using a cross-sectional design wasdone by measuring unstimulated salivary flow rate, followed by completing XIquestionnaire to assess xerostomia severity and DASS 42 to assess stress level.Correlation analysis was later done using the data obtained. Results: Out of 102respondents, 97 experienced xerostomia, with 61,8% of the sample experiencingmild xerostomia. 60,8% of the respondents experienced normal stress. Spearmancorrelation test showed a correlation coefficient of 0,340 which displays a lowcorrelation with a significance of P = 0,000. Conclusion: There is a relationshipbetween stress level with severity of xerostomia among young adults that is studentsof Trisakti University’s Faculty of Dentistry.