Hubungan lingkar pinggang dengan kadar gula darah puasa pada usia pertengahan di RW X
L LATAR BELAKANG Lingkar pinggang merupakan salah satu cara penentu obesitas sentral. Seperti yang diketahui, selain genetik, aktivitas fisik dan pola makan, status gizi berlebih seperti obesitas sentral juga dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya diabetes melitus. Menurut penelitian sebelumnya, semakin besar ukuran lingkar pinggang semakin tinggi kadar gula darah puasa. Sehingga lingkar pinggang perlu perhatian khusus dan perlunya pemeriksaan skrining awal pada individu yang berisiko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah puasa. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain cross-sectional. Responden yang diteliti berusia 36-55 tahun yang memiliki aktivitas fisik rendah berdasarkan pengisian kuesioner Baecke dan memiliki IMT ≥23,0 di RW 08 desa Kesuben, Tegal pada bulan Mei – Juni 2015. Pemilihan responden secara consecutive sampling. Pengukuran lingkar pinggang dengan body tape measure merk Teleskopik pita non elastik dengan ketelitian 0,1 cm dan pengukuran kadar gula darah puasa menggunakan glukometer merk Nesco yang sudah dikalibrasi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square. Analisis diolah dengan program SPSS 21.0. HASIL Dari jumlah sampel yang diteliti yaitu 140 responden didapatkan hasil berdasarkan distribusi karakteristik subjek penelitian, sebagian besar sampel adalah perempuan (77,1%), berusia 36-45 tahun (53,6%), dan memiliki berat badan lebih berdasarkan IMT (57,9%). Prevalensi responden yang memiliki lingkar pinggang besar adalah 67,1%, serta kadar gula darah puasa tinggi (55,7%). Terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah puasa dengan nilai p-value adalah 0.002 (p ≤0.05). KESIMPULAN Terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah puasa
B BACKGROUND Waist circumference is one of many ways to determine central obesity. As we known, besides genetic, physical activity and dietary habit, high nutritional status like central obesity can also increasing diabetic risk factor. According to some research, the bigger waist circumferences the higher fasting blood glucose level. We need special attention with waist circumference to decrease risk factor of diabetes mellitus. This study purposes is to determine the relation between waist circumference and fasting blood glucose level. METHODS This research is observational analytic, with design study cross-sectional. Respondents are aged 36-55 with low physical activity according to Baecke questionnaire and with BMI ≥23,0 at RW 08 Kesuben village, Tegal in May – June 2015. Selection of respondent in consecutive sampling was used. Screening was done to obtain the inclusion criteria. Waist circumference measurement with a Teleskopik non elastic tape and measuring fasting blood glucose level using a Nesco glucometer which has been calibrated. Univariate and bivariate analysis are using Chi-square test. Analysis processed with SPSS 21.0. RESULT Total sample are 140 respondents. Based on subject’s characteristic distribution, most of the sample are woman (77.1%), age 36-45 (53.6%), and overweighed according to BMI (57.9%). Prevalence of respondent with large waist circumference (67.1%), and high fasting blood glucose level (55.7%). There are relation between waist circumferences and fasting blood glucose level with p-value 0.002 (p ≤0.05). CONCLUSIONS There are correlation between waist circumferences and fasting blood glucose.