Hubungan antara golongan darah dan dispepsia pada pasien usia 20-40 tahun klinik X Tangerang
D Dispepsia, bersama dengan penyakit refluks gastroesophageal menempati peringkat pertama penyakit paling umum dari gangguan pencernaan (indigestion). Dispepsia diderita hampir 25% populasi masyarakat umum setidaknya 6 kali setahun, dimana 10 sampai 20 persen pasien yang memeriksakan dirinya ke dokter.(1)Walaupun gejalanya singkat dan dapat diobati sendiri oleh pasien tanpa berobat ke dokter, dispepsia masih sering menimbulkan masalah kesehatan. Penyakit ini biasanya merupakan penyakit kronik yang memerlukan pengobatan jangka panjang sehingga meningkatkan biaya pengobatannya. Banyak faktor resiko yang berperan dalam dispepsia, antara lain golongan darah. Hipotesis bahwa golongan darah berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang menderita penyakit tertentu selalu membawa kontroversi.Walaupun penelitian-penelitian awal menunjukkan adanya hubungan antara sejumlah penyakit dengan golongan darah tertentu, hasil yang diperoleh biasanya belum cukup memuaskan dan memadai untuk mencapai suatu kesimpulan yang dapat diakui komunitas ilmiah. Penelitian ini menggunakan studi observasional dengan desain potong-lintang yang mengikutsertakan 200 pasien berusia 20-40 tahun di Klinik X, Tangerang. Data yang dikumpulkan bersifat primer dengan cara anamnesis dan pemeriksaan golongan darah sistem ABO. Pemeriksaan golongan darah sistem ABO dilakukan melalui reaksi agglutinasi menggunakan reagen anti A, anti B, dan anti AB. Analisis data menggunakan SPSS versi 20 dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Analisis dengan menggunakan uji chi-square menggambarkan ketiadaan hubungan antara golongan darah sistem ABO dengan kejadian dispepsia (p = 0.103) menandakan bahwa peluang terjadinya dispepsia pada subjek penelitian dengan golongan darah A, B, AB, maupun O adalah sama. Sementara itu, uji chi-square juga menggambarkan adanya hubungan antara usia subjek dengan kejadian dispepsia (p = 0.034) dengan hasil penelitian lain sebagai pembanding, didapatkan bahwa kelompok umur 20-29 tahun memiliki resiko mengalami dispepsia lebih besar dibandingkan kelompok umur 30-40 tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara golongan darah sisitem ABO dengan kejadian dispepsia. Walaupun masih terdapat sebagian penelitian yang mengatakan sebaliknya, hal ini menunjukkan bahwa sistem golongan ABO belum dapat disebutkan sebagai faktor resiko dari dispepsia.
D Dyspepsia, along with gastroesophageal reflux disease fill the first rank of the most common diseases of digestive disorders (indigestion). Dyspepsia affects nearly 25% of the general population at least 6 times a year, of which 10 to 20 percent of patients who checked himself into a doctor. (1) Although the symptoms are short and can be treated by the patient without seeing a doctor, dyspepsia often cause health problems. This disease is a chronic disease that usually requires long-term treatment thereby increasing the cost of treatment. Many risk factors play a role in dyspepsia, including blood type. The hypothesis that blood type affects the tendency of a person suffering from certain diseases always bring controversy. Although early studies suggest a link between a number of diseases with a particular blood group, the results obtained are usually not quite satisfactory and adequate to reach a conclusion that the scientific community can recognized.Until now, the relationship between blood group and dyspepsia is still unknown. Therefore, a review research about the correlation between blood groups with disease incidence of dyspepsia is needed. This study uses an observational study with cross-sectional design that included 200 patients aged 20-40 years at Clinic X, Tangerang. The data collected is primary by anamnesis and examination of the ABO blood group system. Examination of the ABO blood group system is done through the agglutination reaction using the reagent anti-A, anti-B and anti-AB. Data were analyzed using SPSS version 20 with a significance level of 0.05. Analyzed using chi-square test, the result reflects the absence of statistical relationship between ABO blood group system with dyspepsia (p = 0.103) indicating that opportunities for dyspepsia in research subjects with blood group A, B, AB, or O are the same. Meanwhile, Chi-square test illustrates the relationship between age of subjects and incident of dyspepsia (p = 0.034), with the results of other studies as the benchmark, it was found that the age group 20-29 years have a larger risk of suffering from dyspepsia than 30-age group 40 years old. This study shows that there are no relation between ABO blood group system with dyspepsia incident. Although there are some studies that say otherwise, this result shows that the ABO system is still unable to be mentioned as a risk factor for functional dyspepsia.