DETAIL KOLEKSI

Gambaran faktor predisposisi stomatitis aftosa rekuren (studi pada rekam medis program profesi RSGM FKG USAKTI periode 2016- 2018) (Laporan Penelitian)


Oleh : Nathania Brenda Cristhie Sihombing

Info Katalog

Nomor Panggil : 616.31 SIH g

Penerbit : FKG - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Pembimbing 1 : drg. Marcia, Sp.PM.

Subyek : Oral medicine

Kata Kunci : Recurrent aphthous stomatitis, predisposing factors, frequency distribution.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2019_TA_KG_040001500122_Halaman-Judul.pdf
2. 2019_TA_KG_040001500122_Bab-1.pdf 3
3. 2019_TA_KG_040001500122_Bab-2.pdf
4. 2019_TA_KG_040001500122_Bab-3.pdf
5. 2019_TA_KG_040001500122_Bab-4.pdf
6. 2019_TA_KG_040001500122_Bab-5.pdf
7. 2019_TA_KG_040001500122_Bab-6.pdf
8. 2019_TA_KG_040001500122_Bab-7.pdf
9. 2019_TA_KG_040001500122_Daftar-Pustaka.pdf
10. 2019_TA_KG_040001500122_Lampiran.pdf

S Stomatitis aftosa rekuren (SAR) termasuk kedalam gangguan mukosa mulut yang banyak terjadi pada sebagian besar komunitas di dunia. Etiologi yang memicu terjadinya SAR masih belum diketahui, melainkan dapat dipicu oleh berbagai faktor predisposisi. Faktor-faktor tersebut terdiri dari trauma, faktor mikrobial, penyakit sistemik, faktor genetik, faktor imunologi, gangguan nutrisi, faktor psikologis, faktor hormonal, faktor hipersensitivitas, dan faktor merokok. Tujuan: untuk mengetahui gambaran faktor predisposisi stomatitis aftosa rekuran pada pasien yang berobat di RSGM FKG Usakti 2016– 2018. Metode: penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan cara mengumpulkan data dari rekam medis pasien RSGM FKG Usakti 2016- 2018 yang menderita SAR Hasil: dari total 339 rekam medis didapatkan 247 perempuan (72.86%) dan 92 pria (27.14%). Sebanyak 153 pasien (45.13%) penderita SAR memiliki faktor psikologis, 140 pasien (41.30%) penderita SAR memiliki faktor trauma, 65 pasien (19.17%) penderita SAR memiliki faktor hormonal, 64 pasien (18.88%) penderita SAR memiliki faktor gangguan nutrisi, 39 pasien (11.50%) penderita SAR memiliki faktor genetik, 27 pasien (7.96%) penderita SAR memiliki faktor hipersensitivitas, 10 pasien (2.96%) penderita SAR memiliki faktor mikrobial, 7 pasien (2.06%) penderita SAR memiliki faktor merokok dan 2 pasien (0.59%) penderita SAR memiliki faktor sistemik. Kesimpulan: faktor psikologis merupakan faktor predisposisi yang paling berpengaruh terhadap terjadinya SAR, sedangkan faktor sistemik merupakan faktor yang paling sedikit berperan dalam terjadinya SAR.

R Recurrent aphthous stomatitis (RAS) is one of the oral mucosal disorders that occur in most communities in the world. The etiology of RAS is not known yet, it can be triggered by various predisposing factors. These factors consist of trauma factors, microbial factors, systemic factors, genetic factors, immunological factors, nutritional factors, psychological factors, hormonal factors, hypersensitivity factors, and smoking factors. Objective: to describe the aphthous stomatitis predisposing factor in patients treated at the RSGM FKG Usakti 2016- 2018. Method: This study ustilizes a descriptive observational methodology by collecting data on RAS-related patients from the RSGM FKG Usakti medical record 2016-2018 Results: From a total of 339 medical records, there were 247 women (72.86%) and 92 men (27.14%) were obtained. 153 patients (45.13%) RAS patients had psychological factors, 140 patients (41.30%) RAS patients had trauma factors, 65 patients (19.17%) RAS patients had hormonal factors, 64 patients (18.88% ) 39 patients (11.50%) RAS patients had genetic factors, 27 patients (7.96%) RAS patients had hypersensitivity factors, 10 patients (2.96%) RAS patients had microbial factors, 7 patients (2.06%) RAS patients had smoking factors and 2 patients (0.59%) RAS patients had systemic factors. Conclusion: psychological factors are the most predisposing factors that influence RAS, while systemic factors are the fewest factors encountered in RAS.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?