Pengamatan saringan langsung bertekanan dengan variasi 00515 Koagulan Alum
P Pada umumnya, lnstalasi Pengolahan Air membutuhkan lahan yang cukup besar. Penggunaan Unit Saringan Langsung Bertekanan adalah salah satu cara untuk mengurangi penggunaan lahan dengan tidak mengurangi kualitas efluen yang diinginkan.Saringan Langsung Bertekanan yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa kolom, dengan diameter 4 inch, ketebalan media 120 cm; yang terdiri dari pasir silika setebal 110 cm, dan kerikil, sebagai penyangga, setebal 1 O cm. Sedangkan tinggi total kolom adalah 200 cm. Air baku yang dipergunakan merupakan air baku sintetik; berupa campuran antara air PAM di Laboratorium Lingkungan USAKTI, dengan kaolin, sehingga memiliki kekeruhan 56 NTU, yaitu kekeruhan yang menyerupai air permukaan. Sedangkan dosis koagulan Alum yang dipergunakan pada waktu running-test, merupakan hasil jartes,yaitu: 10, 30, 50, 70, 90, 110 mg Alum/L. Setelah dilakukan pengukuran kandungan AI3+ dalam serbuk Alum di laboratorium PT. Sucofindo, ternyata bahwa kandungan Al ³+ = 9.02% berat dari serbuk Alum yang dipergunakan dalam penelitian ini. Dari hasil pengukuran kekeruhan dan TSS tersaring pada efluen, dapat dicari nilai α dari saringan, dan πᴑ (konsta ta kesetaraan mula-mula), untuk persamaan matematis dari Huisman, sehingga dapat diperoleh persamaan untuk menarik garis trendline pada grafik nilai kekeruhan efluen di setiap variasi dosis. Karena pada pengukuran TSS tersaring tidak mendapatkan hasil yang baik, maka dicari hubungan antara kekeruhan dengan TSS. Selanjutnya dari rumus gabungan tersebut, kembali disusun grafik nilai TSS pada efluen. Dari konversi bakumutu air minum untuk kekeruhan, yaitu 5 NTU, dan rumus hubungan antara kekeruhan dengan TSS, dapat ditent kan batas maksimum TSS tertangkap, sampai saringan pertu dikuras (backwash) kembali. Selanjutnya dari titik ini,dapat diketahui jumlah zat padat tersuspensi yang tertangkap oleh media penyaring sampai waktu perlu pengurasan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa : 1). Penggunaan koagulan alum yang paling optimum dan ekonomis adalah padadosis 10 mg Alum/L, atau 0.902 mg sebagai Al ³+. 2). Pemilihan biaya produksi paling ekonomis didasarkan pada sistem penyaringan yang memiliki waktu operasi penyaringan pertama sampai batas standar baku mutu air minum (perlu pengurasan). 3). Media filter akan lebih efektif menangkap padatan dari air baku yang cepat membentuk flok dengan koagulasi.