Sitotoksiksitas Ekstrak Campuran Buah Sirih, Buah Pinang, dan Kapur Terhadap Galur Sel Hela dengan atau tanpa Enzim Alfa-Amilase (Laporan Penelitian)
K Kanker mulut merupakan suatu penyakit mematikan yang prevalensinya semakin lama semakin meningkat. Menurut WHO tahun 2003, menyirih merupakan salah satu penyebab kanker mulut. Menyirih merupakan proses pengunyahan dari sirih pinang, dan kapur. Diketahui di berbagai daerah di Indonesia, komposisi dari campuran sirih dapat menggunakan bahan-bahan yang berbeda, hal ini mungkin dapat menyebabkan efek yang berbeda-beda. Penggunaan buah sirih (P. betle inflorenscence) digunakan di beberapa daerah di Indonesia bagian Timur, oleh karena itu pada penelitian ini perlu diketahui bagaimana efek sitotoksik dari campuran ekstrak buah sirih, buah pinang, dan kapur dengan atau tanpa penambahan enzim amilase. Metode yang digunakan adalah uji laboratorik dan dilakukan pada campuran ekstrak dalam berbagai konsentrasi pada sel HeLa dengan uji MTT-Assay dalam periode inkubasi 24 dan 48 jam dengan dan tanpa enzim amilase untuk menguji sitotoksisitas ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sitotoksisitas campuran ekstrak tanpa enzim amilase ditemukan pada konsentrasi 60 µg/ml dalam masa inkubasi 48 jam. Sedangkan pada perlakuan campuran ekstrak yang disertai enzim amilase terjadi penurunan jumlah sel pada konsentrasi 120 µg/ml dalam masa inkubasi 24 dan 48 jam. Kesimpulan: ekstrak campuran buah sirih, buah pinang, dan kapur dengan atau tanpa enzim amilase bersifat sitotoksik terhadap sel HeLa, serta ekstrak lebih bersifat sitotoksik dalam waktu inkubasi yang lebih lama.
O Oral cancer is a lethal disease which increases prevalence progressively. According to WHO in 2003, betel quid chewing is one of the causes of oral cancer. Betel quid chewing is mastication process of betel leaf, betel nut and slaked lime. There are various compositions and mixtures of betel quid chewing in each region, and it may affect the prevalence of oral cancers. The prevalence of oral cancer in Eastern Indonesia is greater than Western Indonesia. It is known that in Western Indonesia people usage betel leaves, while in Eastern Indonesia, people use betel infloresence as an ingredient of betel quid chewing. In this study, we would like to study the cytotoxic effects of extract with or without α-amylase to cancer (HeLa) cell line. The method of this study is laboratory test and performed on a mixture of the extract in different concentrations on HeLa cells by means MTT-Assay, the test is carried out in different time of incubation period. The results showed that cytotoxicity effect of extract without α-amylase found at 60 µg/ml in a 48-hours incubation period. Meanwhile extract with α-amylase decrease the number of cells especially at a concentration of 120 µg/ml in the incubation period of 24 and 48 hours. Conclusion: mixed extracts of betel, areca nut and slaked lime with or without α-amylase cytotoxic against HeLa cells, and extract is more cytotoxic against HeLa cells with longer incubation period.