Korelasi batuan induk dan minyak bumi berdasarkan analisis geokimia hidrokarbon pada Cekungan Sumatera Tengah
C Cekungan Sumatera Tengah merupakan cekungan busur belakang dan merupakan salah satu cekungan penghasil hidrokarbon terbesar di Indonesia. Cekungan ini merupakan cekungan dengan sedimen tersier yang terdiri dari beberapa batuan induk. Oleh sebab itu daerah ini menjadi menarik untuk diteliti karakteristik batuan induknya. Analisis yang digunakan merupakan analisis geokimia yang meliputi TOC, Rock Eval Pyrolisis, Vitrinite Reflectance, dan kandungan biomarker. Tujuan dilakukannya analisis pada daerah penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan kematangan minyak bumi beserta batuan induk beserta lingkungan pengendapannya untuk kemudian dikorelasikan hubungan keduanya. Selanjutnya dilakukan burial history untuk mengetahui sejarah pengendapan dari batuan induk daerah penelitian. Hasil analisis yang dilakukan menunjukan bahwa interval TST MFS 1 terendapkan pada lingkungan lacustrine merupakan interval terbaik untuk menjadi batuan induk dengan nilai TOC sebesar 0.8% dengan kerogen tipe II-III yang berpotensi untuk menghasilkan minyak atau gas. Minyak bumi yang terdapat pada daerah penelitian terbentuk pada lingkungan lacustrine yang diperoleh dari analisis kandungan biomarker berupa GC, isoprenoid, strerana, terpana, dan karbon isotop. Maka diketahui bahwa minyak bumi pada daerah penelitian berkorelasi dengan batuan induknya.
T The Central Sumatera Basin is a back arc basin and is one of the largest hydrocarbons producing basins in Indonesia. This basin is a basin with tertiary sediments consisting of several source rocks. Therefore, this area is interesting to study the characteristics of the parent rock. The analysis used is a geochemical analysis which includes TOC, Rock Eval Pyrolysis, Vitrinite Reflectance, and biomarker content. The purpose of the analysis in this research area is to determine the characteristics and maturity of petroleum and its source rock and depositional environment and then correlate the relationship between the two. Furthermore, burial history was carried out to determine the depositional history of the source rock of the study area. The results of the analysis showed that the TST interval of MFS 1 deposited in a lacustrine environment is the best interval to become source rock with a TOC value of 0.8% with kerogen type II-III which has the potential to produce oil or gas. Crude oil found in the study area was formed in a lacustrine environment obtained from analysis of the content of biomarkers in the form of GC, isoprenoid, sterane, stunned, and isotope carbon. So, it is known that the petroleum in the study area is correlated with the parent rock.