Hubungan frekuensi dan durasi konsumsi kunyit asam dengan dismenore pada siswi SMP
M Masa remaja erat kaitannya dengan pubertas, salah satunya adalah siklus haid pertama. Dalam menghadapi menarche, remaja putri seringkali mengalami dismenore. Dismenore yang tidak ditangani dengan baik dapat mengganggu aktivitas sehari-hari remaja putri. Salah satu cara menurunkan derajat nyeri dismenore dengan cara mengkonsumsi kunyit asam. Penelitian menggunakan metode cross sectional pada bulan Oktober 2021 di SMP Yayasan Indocement, Bogor, Jawa Barat. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah cluster random sampling pada 108 siswi SMP dengan wawancara mengisi kuesioner Form Frequency Questionnaire (FFQ) untuk mengetahui frekuensi dan durasi konsumsi kunyit asam dan kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) terhadap penurunan derajat nyeri dismenore. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Didapatkan hubungan yang bermakna antara frekuensi dan dismenore pada siswi SMP (p = 0,016). Didapatkan hubungan yang signifikan antara lama durasi konsumsi kunyit asam dengan dismenore pada siswi SMP (p = 0,007). Terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi dan durasi konsumsi kunyit asam dengan dismenore pada siswi SMP.
P Puberty is intimately associated with adolescence, one of which being the first menstrual period. Young women frequently have dysmenorrhea as a result of menarche. Dysmenorrhea that isn't medicated appropriately might make it difficult for young women to go about their daily lives. Consuming tamarind turmeric is one solution to relieve the intensity of dysmenorrhea pain. In October 2021, at the Yayasan Indocement Middle School in Bogor, West Java, a cross sectional survey was conducted. Cluster random sampling was used to collect data from 108 junior high school students who completed the Form Frequency Questionnaire (FFQ) questionnaire to determine the frequency and duration of turmeric acid consumption, as well as the Numeric Rating Scale (NRS) questionnaire to reduce the severity of dysmenorrhea pain. The Chi-Square test was used to examine the data, with a significance level of 0.05. In junior high school adolescents, a significant link was discovered between the frequency and dysmenorrhea (p = 0.016). In junior high school students, there was a significant link between the duration of tamarind turmeric ingestion and dysmenorrhea pain (p = 0.007). In junior high school students, there is a link between the frequency and duration of sour turmeric ingestion and dysmenorrhea.