Hubungan asupan Vitamin B1 dan magnesium dengan kejadian dismenore pada siswi SMA
L LATAR BELAKANGIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 diseluruh dunia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa dengan seperempatnya adalah remaja. Pada masa remaja semua orang mengalami perubahan fisik baik dari ukuran, bentuk, komposisi tubuh, perkembangan organ reproduksi, dan munculnya tanda-tanda sex sekunder. Masa remaja juga sering disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas pada remaja wanita ditandai dengan menstruasi. Menstruasi adalah proses fisiologis pada wanita, walaupun dikatakan sebagai kejadian fisiologis, menstruasi sering menyebabkan ketidaknyamanan fisik maupun psikologis pada remaja wanita. Sebanyak 64,25% wanita remaja mengalami masalah pada menstruasi dan 54,89% diantaranya mengalami dismenore atau nyeri pada bagian bawah perut saat menstruasi. Penelitian ini menilai asupan vitamin B1 dan magnesium pada siswi, angka kejadian dismenore pada siswi, dan menilai hubungan asupan vitamin B1 dan magnesium dengan kejadian dismenore pada siwi.METDOEPenelitian ini menggunakan studi observasional analitik dan desain cross-sectional dengan populasi siswi kelas 10-11 SMAN 1 Rangkasbitung yang sudah mengalami menstruasi, besar sampel 172 siswi dengan teknik sampling cluster random sampling dan simple random sampling. Pengukuran kejadian dismenore dilakukan dengan menggunakan kuesioner WALIDD score dan asupan vitamin B1 dan magnesium menggunakan SQ-FFQ. Data di analisis menggunakan uji chi-square.HASILHasil penelitian menunjukkan bahwa siswi dengan dismenore yang paling menonjol (72.1%), asupan vitamin B1 pada siswi masih kurang (64.5%), dan asupan magnesium kurang (57%). Serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan vitamin B1 dan magnesium dengan kejadian dismenore pada siswi SMAN 1 Rangkasbitung dengan p=0,643.KESIMPULANTidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan vitamin B1 dan magnesium dengan kejadian dismenore pada siswi SMAN 1 Rangkasbitung.
B BACKGROUNDIndonesia is a country with the 4th largest population in the world. According to Badan Pusat Statistik (BPS), in 2020 the populations of Indonesia will reach 270.20 million, with a quarter of them is teenagers. During adolescence, everyone experiencing physical changes in terms of size, shape, body composition, reproductive organs, and the appearance of secondary sex signs. Adolescence is also known as puberty. Puberty in girls is marked by menstruation. Menstruation is a physiological process in women, although it’s to be a physiological, menstruation often causes physical and psychological discomfort in adolescent girls. As many as 64.25% of adolescent women experience problems with menstruation and 54.89% of them experience dysmenorrhea or pain in lower abdomen during menstruation. This study will asseses the intake of vitamin B1 and magnesium in female students, the incidence of dysmenorrhea in female students, and asseses the relationship between intake of vitamin B1 and magnesium with dysmenorrhea in female students.METHODSA cross-sectional observational study was conducted with a population of 10th to 11th female students at SMAN 1 Rangkasbitung who were already menstruating, with a sample size of 172 students using cluster random sampling and simple random sampling. The measurement of the incidence of dysmenorrhea was performed using the WALIDD score questionnaire and the intake of vitamin B1 and magnesium using SQ-FFQ. The data were analyzed using the Chi-square test.RESULTSThe results showed that female students with dysmenorrhea were the most prominent (72.1%), vitamin B1 intake in female students was still lacking (64.5%), and magnesium intake was less (57%). And there is no significant relationship between intake of vitamin B1 and magnesium with dysmenorrhea in students of SMAN 1 Rangkasbitung with p = 0.643.CONCLUSIONSThere is no significant relationship between vitamin B1 and magnesium intake with dysmenorrhea at SMAN 1 Rangkasbitung.