DETAIL KOLEKSI

Hubungan antara gaya hidup tidak sehat dengan sindrom premestrusi di SMA

3.3


Oleh : Ghaisania Athira

Info Katalog

Nomor Panggil : S 778

Penerbit : FK - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Adrianus Kosasih

Subyek : Premenstrual syndrome;Life Style

Kata Kunci : girls, teenager, premenstrual syndrome, healthy lifestyle

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_KD_03012116_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_KD_03012116_Bab-1-Pendahuluan.pdf 3
3. 2016_TA_KD_03012116_Bab-2-Tinjauan-literatur.pdf
4. 2016_TA_KD_03012116_Bab-3-Kerangka-konsep.pdf
5. 2016_TA_KD_03012116_Bab-4-Metode.pdf
6. 2016_TA_KD_03012116_Bab-5-Hasil.pdf
7. 2016_TA_KD_03012116_Bab-6-Pembahasan.pdf
8. 2016_TA_KD_03012116_Bab-7-Kesimpulan.pdf
9. 2016_TA_KD_03012116_Daftar-pustaka.pdf
10. 2016_TA_KD_03012116_Lampiran.pdf

L LATAR BELAKANG Sindrom premenstruasi adalah kumpulan gejala baik dari sisi psikologi, somatis, dan perilaku yang datang tiap bulannya sebelum menstruasi terjadi. Remaja adalah waktu dimana sindrom premenstruasi dimulai. Banyak remaja yang mengakui bahwa dirinya mengalami sindrom premenstruasi tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan. Bagi kaum perempuan, sindrom premenstruasi dapat mengganggu aktivitas keseharian termasuk hubungan sosialnya. Faktor penyebabnya masih belum diketahui secara pasti, tetapi banyak bukti mengarahkan kepada efek progesteron terhadap neurotransmiter. Peran gaya hidup pun juga berpengaruh. Sehingga gaya hidup sehat adalah cara termurah untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya sindrom premenstruasi.METODE Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Jakarta pada bulan November – Desember 2015 dengan desain penelitian cross-sectional. Pemilihan sampel menggunakan cara consecutive nonrandom sampling. Data yang digunakan adalah data primer berupa wawancara dan pengisian kuesioner yang dikumpulkan dari 126 siswi kelas X – XII. Kuesioner yang digunakan adalah Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF) untuk menilai sindrom premenstruasi dan Simple Lifestyle Indicator Questionnaire (SLIQ) untuk menilai gaya hidup. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara variabel tergantung dengan variabel bebas. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan batas kemaknaan p<0,05.HASIL Berdasarkan karakteristik responden, didapatkan sebagian besar sampel berasal dari kelas XII dengan jumlah 55 orang (43,65%) dan 61 orang berumur 17 tahun (48,41%). Dari 2 kelompok gaya hidup yang berbeda dengan jumlah 126 responden, 68 orang (54%) mengalami sindrom premenstruasi. Terdapat hubungan yang bermakna antara gaya hidup dengan sindrom premenstruasi dengan p-value = 0,000. Nilai odds ratio (OR) pada penelitian ini adalah 137,5.KESIMPULAN Sindrom premenstruasi merupakan salah satu hal yang sering terjadi pada remaja SMA. Sehingga petugas kesehatan seharusnya bekerja sama dengan sekolah untuk mengedukasi para siswi bagaimana cara yang tepat mengatasi dan menanggulanginya, yaitu dengan menjalani gaya hidup yang sehat.

B BACKGROUND Premenstrual syndrome is a group of symptoms that characterized by psychologic, physical and behavioral symptoms which occur every months before period comes. The teenagers think they have premenstrual syndrome without knowing what to do to get rid off of the problem. For girls, premenstrual syndrome can interfere with daily activities including their social relationship. The etiology remains unknown but the evidence leads to the effect of progesteron on neurotransmitters. One of those thoughtful factors is the role of lifestyle. Additionally, healthy lifestyle is the cheapest way to prevent and to cope with premenstrual syndrome.METHOD This was a cross sectional study that take place at SMAN 3 Jakarta from November to December 2015. The sample were selected through consecutive non-random sampling. The data were assessed by interview and using a self-report questionnaire from 126 students from grade 10 to grade 12. Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF) was used to assess premenstrual syndrome and Simple Lifestyle Indicator Questionnaire (SLIQ) for measuring their lifestyle. Univariat analysis is used to see the frequency distribution from each variables. Bivariate analysis is used to see whether it has the correlation or not between dependent variable and independent variable. Data were analyzed by the statistical test of Chi Square through SPSS with p-value <0,05. RESULT Based on the majority characteristics of respondents, 55 of the samples (43,65%) were from grade 12 and 61 of the samples were 17 years old (48,41%). Out of 126 respondents from two different lifestyle group, 54% of the subjects which is 68 respondents, reported premenstruation sign. The test showed a significant positive correlation between healthy lifestyle and premenstrual syndrome (p-value = 0,000). The odds ratio (OR) of this research is 135,7. CONCLUSION Premenstrual syndrome is the common thing that could happen to high school students. In addition, healthcare providers should cooperate with school staff to educate and inform students how to cope with premenstrual syndrome by living a healthy lifestyle.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?