DETAIL KOLEKSI

Hubungan jumlah kendaraan bermotor terhadap Konsentrasi Hidrokarbon (HC) dan Karbon Monoksida (CO) di flyover Tomang


Oleh : Ripanah

Info Katalog

Penerbit : FALTL - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2003

Pembimbing 1 : Budihardjo

Pembimbing 2 : Bambang lswanto

Subyek : Air pollution

Kata Kunci : hydrocarbon, carbon monoxide, motorcycle.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2003_TA_STL_08299062_Halaman-Judul.pdf 14
2. 2003_TA_STL_08299062_Lembar-Pengesahan.pdf 1
3. 2003_TA_STL_08299062_Bab-I_Pendahuluan.pdf
4. 2003_TA_STL_08299062_Bab-II_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2003_TA_STL_08299062_Bab-III_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2003_TA_STL_08299062_Bab-IV_Pengamatan-dan-Pembahasan.pdf
7. 2003_TA_STL_08299062_Bab-V_Kesimpulan-dan-Saran.pdf 3
8. 2003_TA_STL_08299062_Daftar-Pustaka.pdf
9. 2003_TA_STL_08299062_Lampiran.pdf

D Dalam hal ini parameter yang diteliti adalah HC dan CO karena HC dan CO yang diproduksi oleh manusia terbanyak berasal dari transportasi terutama dari kendaraan-kendaraan yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar. Konsentrasi HC & CO yang berlebihan di udara dapat menyebabkan dampak yang buruk bagi makhluk hidup bahkan sampai kematian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencemaran udara di fly over Tomang dimana s fly over tersebut dibangun untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas sehingga dapat mengurangi jumlah zat pencemar di daerah tersebut dan untuk mengetahui seberapa besar faktor jumlah kendaraan bermotor dan variabel emisinya mempengaruhi konsentrasi HC dan CO serta membandingkan konsentrasi HC dan CO di lapangan dengan perhitungan model Box. Hasil pengukuran akan dibandingkan dengan baku mutu menurut SK Gubernur DKI Jakarta No. 551 tahun 2001.Penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, yaitu pada tanggal 2, 3 dan 4 Juni 2003 dan pada 4 (empat) titik lokasi pengukuran, yaitu titik 1 (kontrol) yang berjarak 50 m dari fly over dilakukan sekali pengukuran setiap harinya yaitu pada jam 05.00 — 06.00 WIB dengan asumsi bahwa pada jam tersebut tidak banyak kendaraan yang melintas sedangkan untuk titik 2 (tanjakan fly over), titik 3 (jalan mendatar/puncak fly over) dan titik 4 (turunan fly over) dilakukan tiga kali pengukuran setiap harinya yaitu jam 08.00 — 09.00 WIB, 12.00 - 13.00 WIB, 16.00 — 17.00 WIB. Data meteorologi yang diukur pada saat penelitian antara lain adalah suhu udara berkisar antara 32.4 °C- 36.8 °C, kelembaban berkisar antara 41 % — 58 % dan kecepatan angin rata-rata berkisar antara 0.99 m/dtk — 1.48 m/dtk. Metode analisa Hidrokarbon (HC) yang digunakan adalah metode Gas Chromatograph. Sedangkan metode analisa Karbon Monoksida (CO) yang digunakan adalah metode Iodin Pentoksida-Spektrofotometer.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hasil konsentrasi HC dan CO di udara turut & dipengaruhi oleh jumlah kendaraan yang ditunjukkan oleh hubungan positif pada grafik korelasinya dengan nilai R2 sebesar 0.9393 untuk kendaraan bensin dan 0.9328 untuk kendaraan solar (parameter HC) dan nilai R2 sebesar 0.8843 untuk kendaraan bensin dan 0.9028 untuk kendaraan solar (parameter CO). Berdasarkan data sekunder yang ada, Dilai rata-rata konsentrasi CO berkisar antara 2230 - 2780 µg/m3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan adanya fly over Tomang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi sehingga dapat mengurangi konsentrasi zat pencemar di daerah tersebut.Perbandingan konsentrasi HC dan CO di tiap titik fly over menunjukkan bahwa titik 2 (tanjakan) cenderung lebih tinggi daripada di titik lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan penekanan gas pada kendaraan dan mendapat dampak dari sumber lain yaitu berupa emisi kendaraan yang melintasi jalan sebelum fly over. Faktor meteorologi turut mempengaruhi kualitas udara dan tinggi rendahnya konsentrasi HC dan CO. Ini dapat dilihat dari penurunan konsentrasi HC dan CO di lapangan yang terjadi pada siang hari karena kecepatan angin bertambah, kelembaban tinggi dan suhu yang tinggi. Dari hubungan konsentrasi HC dan CO pengukuran di lapangan dengan perhitungan model Box menunjukkan bahwa model Box sangat cocok untuk digunakan karena lokasi pengukuran mempunyai arah angin yang sama dan kecepatan angin yang stabil. Perbandingan HC dan CO hasil perhitungan menunjukkan angka yang lebih rendah daripada hasil pengukuran di lapangan. Hal tersebut disebabkan karena pada pengukuran di lapangan ada banyak sumber kendaraan lain yang ikut terukur. Konsentrasi HC dan CO di lapangan jauh berada di bawah baku mutu SK Gubernur No. 551 Tahun 2001 tentang penetapan baku mutu udara dan baku mutu tingkat kebisingan di Propinsi DKI Jakarta. Konsentrasi HC rata-rata setiap harinya berkisar antara 14.725 - 16.220 µg/m3 sedangkan baku mutu yang berlaku sebesar 160 µg/m3. Dan Konsentrasi CO rata-rata setiap harinya berkisar antara 228.878 — 244.722 µg/m' sedangkan baku mutu yang , berlaku sebesar 26000 µg/m.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?