Faktor-faktor anatomi pergerakan abnormal lidah di dalam kasus "tongue thrust" dan perawatannya melalui terapi miofungsional (studi pustaka)
Nomor Panggil : 611 CUT f
Penerbit : FKG - Usakti
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2007
Pembimbing 1 : Dr. drg. Wita Anggraini, M. Biomed.
Subyek : Dentistry - Anatomy;Dentistry - Tounge thrust
Kata Kunci : tongue, tongue thrust, myofunctional therapy
Status Posting : Published
Status : Lengkap
No. | Nama File | Hal. | Link |
---|---|---|---|
1. | 2007_TA_KG_04003035_Halaman-Judul.pdf | 9 | |
2. | 2007_TA_KG_04003035_Bab-1.pdf | 3 | |
3. | 2007_TA_KG_04003035_Bab-2.pdf |
|
|
4. | 2007_TA_KG_04003035_Bab-3.pdf |
|
|
5. | 2007_TA_KG_04003035_Bab-4.pdf |
|
|
6. | 2007_TA_KG_04003035_Daftar-Pustaka-.pdf | 3 |
L Lidah merupakan salah satu organ dalam sistem stomatognatik. Dalam pergerakannya lidah berfungsi dalam proses bicara, pengunyahan dan penelanan. Lidah dapat berfungsi normal dan abnormal. Salah satu contoh pergerakan lidah yang abnormal adalah kebiasaan menjulurkan lidah atau disebut tongue thrust. Tongue thrust merupakan suatu kebiasaan menjulurkan lidah ke depan dan menekan gigi-gigi insisivus pada saat istirahat, selama berbicara atau menelan. Kebiasaan ini dapat menyebabkan gangguan bicara, gangguan penelanan dan terjadi maloklusi pada gigi geligi. Banyak metode yang digunakan untuk mengoreksi tongue thrust, salah satunya dengan terapi miofungsional. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki ketidakseimbangan otot-otot orofasial dan pola penelanan abnormal. Terapi miofungsional ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti hayrake, oral screen, thumbsucking ataupun tongue crib. Selain itu terapi ini dapat pula dilakukan dengan latihan memposisikan lidah dengan benar. Keberhasilan perawatan kasus tongue thrust ini bergantung pada penetapan diagnosisnya. Diagnosis yang tepat akan menghasilkan rencana perawatan yang tepat pula, sehingga kemungkinan relaps dapat dihindari.