Status gizi, faktor lingkungan dan polimorfisme genetik sitokin T-helper2 sebagai marker diagnostik cheilitis angularis pada anak sekolah dasar : tahun ke 3 dari rencana 5 tahun
C Cheilitis angularis adalah suatu peradangan yang mengenai sudut mulut, dengan warna kemerahan, pecah-pecah di sudut mulut, dan mudah berdarah. Cheilitis juga dapat disertai rasa gatal, menimbulkan rasa sakit dan rasa terbakar. Pada keadaan yang lebih parah, terbentuk krusta, sulit membuka mulut dan menimbulkan gangguan pada waktu makan. Cheilitis angularis berhubungan dengan banyak penyakit baik di rongga mulut maupun penyakit sistemik. Belum diketahui secara pasti faktor penyebab cheilitis angularis, namun terdapat dugaan kuat berperannya faktor infeksi, nutrisi, lingkungan dan kemungkinan faktor genetik dalam patogenesis kelainan ini. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara polimorfisme sitokin. T-helper2 dengan kejadian cheilitis angularis pada anak sekolah dasar di luar kecamatan Cipanas. Tempat Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pacet, Cugenang, dan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Subyek Penelitian: anak sekolah dasar usia 7-13 tahun di Kecamatan Kecamatan Pacet, Cugenang, dan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain potong lintang. Pada subyek penelitian dilakukan pemeriksaan ekstra oral, intra oral, penilaian status gizi. Analisis polimorfisme genetik sitokin T helper2 dilakukan di Laboratorium Biologi FKUI Hasil : Tidak ada hubungan antara polimorfisme genetik sitokin T helper2 dengan kejadian cheilitis angularis