Hubungan antara gangguan gerak dan fungsi kognitif pada lansia di panti werdha
P Proses menua adalah salah satu proses di dalam kehidupan yang cenderung tidak dapat dihindari oleh manusia. Perubahan pada lansia terdiri dari senesens dan senilitas, senilitas adalah perubahan patologik permanen dan disertai denganmakin memburuknya kondisi badan pada usia lanjut, Salah satunya adalah yang menggambarkan penurunan fungsi kognitif atau biasa dikenal sebagai demensia,pada lanjut usia didapatkan prevalensi penurunan fungsi kognitif sebesar 15.8%.Makin berkembangnya zaman, penurunan fungsi kognitif terjadi lebih cepat.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan antara gangguan gerak dan fungsi kognitif pada lansia. Penilitian ini menggunakan studi observasional dengan desain potong lintang yang mengikut sertakan warga panti X yang berada di kota Depok. Data dikumpulkan dengan cara auto/allo-anamnesis meliputi penurunan fungsi kognitif,gangguan gerak, aktifitas fisik, jenis kelamin, sosial, postur tubuh, cara berjalandan pendidikan. Pengukuran fungsi kognitif, gangguan gerak, aktifitas fisik diukur dengan alat ukur yang baku, analisis data menggunakan SPSS for windows versi 16.0 dan tingkat kemaknaan yang digunakan sebesar 0,05. Analisis menunjukan pada gangguan gerak, aktifitas fisik, sosial, postur tubuh dan pendidikan mempunyai hubungan dengan dengan terjadinya demensia secara dini dengan nilai p <0.05, sedangkan hasil sebaliknya pada jenis kelamin dan cara berjalan dengan nilai p >0.05. Penelitian ini menunjukan terdapatnya hubungan antara gangguan gerak dengan gangguan fungsi kognitif.
T The process of aging is one process in life that tends to be unavoidable by humans. Changes in the elderly consist of senescence and senility, senility is a permanent pathologic change and is accompanied by an increasingly deteriorating body condition in the elderly, one of which is a decline in cognitive function or commonly known as dementia, in the elderly there is a prevalence of cognitive decline of 15.8%. The more time evolved, decreased cognitive function occurs more quickly. This research was conducted with the aim of knowing the relationship between impaired motion and cognitive function in the elderly. This research uses an observational study with a cross-sectional design that includes residents of orphanage X in the city of Depok. Data collected by auto / allo-history taking include cognitive decline, movement disorders, physical activity, gender, social, body posture, walking and education. Measurement of cognitive function, movement disorders, physical activity was measured by standard measurement tools, data analysis using SPSS for windows version 16.0 and the significance level used was 0.05. Analysis shows that movement disorders, physical activity, social, body posture and education have a relationship with the occurrence of early dementia with a value of p <0.05, while the opposite results on gender and how to walk with a value of p> 0.05. This research shows that there is a relationship between impaired motion and impaired cognitive function.