A Aktivitas Fisik diketahui dapat memengaruhi respons inflamasi tubuh, yang salah satunya dapat dinilai melalui pengukuran kadar C-Reactive Protein (CRP) sebagai biomarker inflamasi sistemik. Gen ACTN3 memiliki variasi genetik berupa genotipe RR, RX, dan XX, yang memiliki karakteristik berbeda dalam hal struktur otot serta respons fisiologis terhadap latihan fisik. Polimorfisme ini memainkan peran penting dalam memengaruhi metabolisme otot dan adaptasi inflamasi.METODEPenelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimental dengan desain one group pre-test post-test. Sebanyak 28 subjek berpartisipasi dalam penelitian ini. Intervensi berupa aktivitas fisik dilakukan melalui gerakan naik turun tangga hingga mencapai 60–80% denyut nadi maksimal. Sampel darah diambil sebelum dan setelah intervensi untuk mengukur kadar CRP menggunakan teknik ELISA. Polimorfisme ACTN3 dianalisis dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan elektroforesis gel. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank setelah uji normalitas dengan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal.HASILDistribusi genotipe subjek menunjukkan bahwa genotipe RX ditemukan pada 60,71% subjek, XX pada 21,43%, dan RR pada 17,86%. Analisis menunjukkan penurunan kadar CRP yang signifikan pada genotipe XX (p = 0,028). Namun, pada genotipe RX (p = 0,421) dan RR (p = 0,138), tidak terdapat perbedaan bermakna pada kadar CRP sebelum dan sesudah intervensi.KESIMPULANAktivitas fisik dapat menurunkan kadar CRP pada individu dengan genotipe XX, yang kemungkinan disebabkan oleh dominasi serat otot tipe I yang lebih efisien dalam metabolisme aerobik dan adaptasi inflamasi. Polimorfisme gen ACTN3 berkontribusi terhadap variasi respons inflamasi individu terhadap aktivitas fisik.