L Latar Belakang: Analisis sefalometri merupakan pemeriksaan penunjang yang membantu dalam menentukan diagnosis, rencana perawatan hingga prognosis pasien maloklusi dalam perawatan ortodonti. Sefalometri lateral berguna dalam menganalisis asimetri skeletal dan maloklusi secara dua dimensi dengan mengukur dimensi sagital dan vertikal skeletal. Berbagai analisis diciptakan untuk mengevaluasi hubungan skeletal dalam arah lateral, salah satunya yaitu Wits Appraisal. Wits Appraisal digunakan sebagai alat bantu diagnosis untuk mengetahui tingkat keparahan dan derajat ketidakharmonisan sagital antar maksila dan mandibula. Wits Appraisal diciptakan dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan terkait sudut ANB dalam penggunaan titik baku anatomi skeletal. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Wits Appraisal pada pasien ortodonti usia dewasa di RSGM-P FKG Usakti. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasional deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Metode pengambilan data dengan purposive sampling. Sampel yang diambil pada rekam medik pasien ortodonti yang diambil pada ruang arsip ortodonti klinik akademik RSGM-P FKG Usakti. Banyak sampel penelitian yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 22 rekam medis pasien ortodonti yang datang di RSGM-P FKG Usakti dalam rentang tahun 2022 – 2024. Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengukuran dengan dilakukan tracing pada sefalometri lateral yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan metode Wits Appraisal dengan skala pengukuran skala ordinal. Hasil: Hubungan derajat disharmoni rahang pada pasien yang datang ke RSGM – P FKG Usakti periode 2022 – 2024 terbanyak adalah kelas II. Gambaran Wits Appraisal pada pasien yang datang ke RSGM – P FKG Usakti periode 2022 – 2024 terbanyak memiliki derajat disharmoni rahang berdasarkan Wits Appraisal yaitu kelas II (64%). Kesimpulan: Gambaran Wits Appraisal pada pasien yang datang ke RSGM – P FKG Universitas Trisakti periode 2022 – 2024 terbanyak yaitu derajat disharmoni rahang kelas II (64%) sebanyak 14 sampel, diikuti kelas III (27%) sebanyak 6 sampel dan kelas I (9%) sebanyak 2 sampel.