P Pertanyaan baru muncul dari partisipasi politik dan pemasaran politik media sosial.pemilu Indonesia dan pemasaran politik media sosial. Hong & Nadler (2012)mengatakan politisi dan partai menggunakan media sosial untuk menjangkaupemilih. Dengan menyebarkan pesan politik kepada pemilih yang ada dan yang akandatang. Trust mempengaruhi partisipasi politik. Pemilih harus menyukai setiap idedan kisah untuk mengembangkan kepercayaan. Pemilih percaya perilaku merekamemengaruhi Pemungutan suara menggunakan pemasaran politik media sosial danmembangun hubungan pelanggan untuk mengurangi suara mengambang dankelompok putih dalam kontestasi politik. Pemasaran politik media sosial dapatmeningkatkan partisipasi pemilih. Interaksi ini dapat meningkatkan PoliticalParticipation. Sumber data primer penelitian ini. Data primer dikumpulkan langsungdari suatu sumber untuk memecahkan suatu masalah. Data studi ini berasal dari 330survei (33 indikator dikalikan 10). Kuesioner dapat dipecah menjadi 5 hingga 10pengamatan 400 data dikumpulkan. Namun, hanya 352 responden yang memenuhikriteria. Sampel termasuk pemilih. Jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendapatanbulanan, hak pilih, dan konsumsi politik dalam sebulan terakhir merupakankarakteristik sampel. Metode analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitianini yaitu SEM. Hasil dalam tesis ini adalah Social Media Political MarkteingActivities berpengaruh positif terhadap PoliticalEfficacy, lalu Political Efficacymemiliki dampak positif yang signifikan pada Trust, hingga pada akhirnya dapat membentuk Political Participation secara positif. Namun Customer RelationshipBuilding tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap Political Efficacy