Analisis panduan homestay dan stakeholder engagement sebagai community based tourism
P Penelitian bertujuan untuk menganalisis panduan homestay dan stakeholder engagement sebagai community based tourism di Labuan Bajo. Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi yang dipilih sebagai destinasi super prioritas yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang beersumber dari hasil in-depth interview terhadap pengelola homestay. Sample penelitian adalah pengelola homestay yang berada di Labuan Bajo sebanyak 38 responden dari 119 populasi. Analisa data yang digunakan adalah konten analisis.Hasil penelitian menunjukan 42% tamu menginap di homestay selama 1-2 malam dan 39% tidak pernah ada tamu. Homestay masih banyak disalahartikan sebagai guesthouse merujuk pada kriteria homestay dalam panduan Kemenpar 2016. Hasil penelitian ini menemukan program homestay secara keseluruhan masih perlu pendampingan dan peningkatan kapasitas secara terus menerus agar dapat mencapai standard panduan pengelolaan yang baik. Panduan homestay yang dikeluarkan pemerintah belum mengakomodir hubungan interaksi tuan rumah/pengelola homestay dengan tamu, sehingga diperlukan adanya SOP tambahan untuk mengatur hubungan interaksi ini. Karena kurangnya pengetahuan dan rendahnya kesadaran, stakeholder pariwisata belum bekerjasama secara aktif dalam mencapai tujuan homestay berkelanjutan. Peran komunitas sangat krusial dalam penerapan panduan pengelolaan homestay, karena itu stakeholder harus terlibat secara aktif dalam prosesnya. Kegiatan pariwisata menimbulkan tekanan secara sosial budaya dan lingkungan. Peran komunitas sebagai pelaku dan penjaga adalah untuk memastikan interaksi wisatawan dengan manusia dan alam di destinasi dapat diatur sehingga meminimalisir konflik, sehingga harus dibuatkan panduan yang lebih detail dan sesuai dengan budaya setempat.Kesesuaian panduan praktik yang dirancang harus memiliki kesesuaian dengan atraksi, akses, amenitis dan ancillary destinasi. TTantangan yang dihadapi pengelola homestay bukan saja dalam hal implementasi penerapan panduan namun bagaimana melibatkan semua stakeholder dalam merancang pembuatan SOP yang mengatur semua aspek termasuk sosial budaya dan lingkungan dimana homestay beroperasi. Penerapan belum bisa dilakukan karena SOP belum dibuat. Keberlanjutan homestay bergantung pada banyak aspek. Mulai dari faktor internal seperti kapasitas pengelola dan fasilitas homestay, juga faktor external seperti akses, anciliary dan komunitas. Pelibatan stakeholder pariwisata lainnya sangat mendukung pengelolaan yang baik agar bisnis homestay dapat berkelanjutan. Homestay sebagai community enterprise terbukti telah mendukung pencapaian SDGs 1,8,11, dan 17.
T The research aims to analyse homestay guidelines and stakeholder engagement as community based tourism in Labuan Bajo. Labuan Bajo is one of the destinations chosen as a super priority destination located in the province of East Nusa Tenggara. The data used in this study is primary data sourced from the results of in-depth interviews with homestay managers. The research sample was homestay managers in Labuan Bajo with 38 respondents from 119 populations. The data analysis used is content analysis. The results showed that 42% of guests stayed at homestays for 1-2 nights and 39% never had guests. Many homestays are still misinterpreted as guesthouses referring to the homestay criteria in the 2018 Ministry of Tourism guidelines.The research findings the homestay program still needs continuous assistance and capacity building in order to achieve good management. The homestay guidelines issued by the government have not accommodated the interaction between hosts/homestay managers and guests, so additional SOPs are needed to regulate this interaction. Due to lack of knowledge and low awareness, tourism stakeholders have not cooperated actively in achieving the goal of sustainable homestays. The role of the community is very crucial in implementing homestay management guidelines; therefore, stakeholders must be actively involved in the process. Tourism activities cause social, cultural and environmental pressure. The role of the community as actors and guardians is to ensure that the interaction of tourists with humans and nature in destinations can be regulated so as to minimize conflict, so that more detailed guidelines must be made in accordance with local culture. The designed of guidelines must have compatibility with attractions, access, amenities and destination ancillaries. The challenges faced by homestay managers are not only in terms of implementing the guidelines but how to involve all stakeholders in designing SOPs that regulate all aspects including social culture and the environment in which homestays operate. However, the implementation cannot be done because the SOP has not been made. Homestay sustainability depends on many aspects. Starting from internal factors such as the capacity of homestay managers and facilities, as well as external factors such as access, ancillary and community. The involvement of other tourism stakeholders strongly supports good management so that the homestay business can be sustainable. Homestay as a community enterprise is proven to have supported the achievement of SDGs 1,8,11 and 17.