DETAIL KOLEKSI

Perancangan SMK3 berbasis OHSAS 1800:2007 dan sistem Informasi (Studi Kasus di KSO PEP - BBP)


Oleh : Yuli Nurcahyo

Info Katalog

Subyek : Occupational health and safety - Data processing

Penerbit : FTI - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Pembimbing 1 : Tri Wulandari SD

Kata Kunci : occupational safety and health management system (SMK3), occupational safety and health (K3), ohsas

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2014_TS_MTI_163128005_Halaman-Judul.pdf 12
2. 2014_TS_MTI_163128005_Lembar-Pengesahan.pdf
3. 2014_TS_MTI_163128005_Bab-1_Pendahuluan.pdf 7
4. 2014_TS_MTI_163128005_Bab-2_Tinjauan-Pustaka.pdf
5. 2014_TS_MTI_163128005_Bab-3_Metodologi-Penelitian.pdf
6. 2014_TS_MTI_163128005_Bab-4_Metodologi-Penelitian.pdf
7. 2014_TS_MTI_163128005_Bab-5_Analisis-Hasil-dan-Pembahasan.pdf
8. 2014_TS_MTI_163128005_Bab-6_Kesimpulan-dan-Saran.pdf
9. 2014_TS_MTI_163128005_Daftar-Pustaka.pdf 3
10. 2014_TS_MTI_163128005_Lampiran.pdf

U Untuk mengantisipasi dan menurunkan jumlah nilai kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, Pemerintah Indonesia mempersyaratkan bahwa setiap perusahaan mempunyai kewajiban untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Terkait dengan hal tersebut, KSO Pertamina EP-BBP mulai menyusun langkah strategis dalam mengurangi, mengelola dan menghindari kerugian yang diakibatkan kecelakaan kerja dengan mulai menyusun Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).Hasil penelitian di temukan adanya kesenjangan / gap antara persyaratan standar OHSAS 18001-2007 dengan penerapan SMK3 di perusahaan. Dari basil data evaluasi analisa gap SMK3 yang dilakukan, maka didapatkan nilai rata-rata (average): 2,18 dengan skala Gap Sedang (sebagian patuh terhadap persyaratan). Hal ini disebabkan tidak adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dirancang secara efektif, dan terpadu.Perancangan SMK3 Berbasis OHSAS 11001-2007 dan Sistem Informasi di buat dalam bentuk web portal yang di bei nama Benakat Hebat Tanpa Insiden (KATAHATI). Hasil evaluasi yang dilakukan didapatkan nilai rata-rata 3,06 (gap rendah atau perlu konsisten patuh terhadap persyaratan), bila di bandingkan dengan SMK3 sebelumnya, maka terdapat peningkatan nilai rata-rata : 0.88 dari setiap elemen persyaratan OHSAS 18001-2007. Dari perbandingan sistem yang lama dengan yang baru, didapatkan adanya peningkatan kepatuhan dan perbaikan pelaksanaan SMK3 di perusahaan KSO PEP-BBP.

T To anticipate and reduce the number of work accidents and occupational diseases, the Government of Indonesia requires that every company has an obligation to implement an Occupational Health and Safety Management System (SMK3). Related to this, KSO Pertamina EP-BBP began to develop strategic steps in reducing, managing and avoiding losses caused by work accidents by starting to develop an Occupational Health and Safety Management System (SMK3).The results of the study found a gap between the requirements of the OHSAS 18001-2007 standard and the implementation of SMK3 in the company. From the results of the evaluation of the SMK3 gap analysis data, the average value was obtained (average): 2.18 with a Medium Gap scale (some complied with the requirements). This is due to the absence of an effective and integrated Occupational Health and Safety Management System.The design of OHSAS 11001-2007-based SMK3 and Information Systems is made in the form of a web portal named Benakat Great Without Incident (KATAHATI). The results of the evaluation carried out obtained an average value of 3.06 (low gap or need to consistently comply with the requirements), when compared with the previous SMK3, there was an increase in the average score: 0.88 from each element of the OHSAS 18001-2007 requirements. From the comparison of the old system with the new one, it was found that there was an increase in compliance and improvement in the implementation of SMK3 in the PEP-BBP KSO company.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?