Faktor pembentuk persepsi terhadap walkability kawasan transit oriented development (TOD) Dukuh Atas
W Walkability merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan kegiatan dalam berjalan kaki dan memecahkan berbagai permasalahan transportasi yang terjadi. Sebagai kawasan yang berbasis Transit Oriented Development (TOD) sudah seharusnya memfasilitasi dan memprioritaskan penyediaan publik yang mementingkan aksesibilitas bagi penghuni kawasan maupun moda transportasi massal dengan penyediaan jalur pejalan kaki yang memberikan kenyamanan (walkable) dalam berjalan kaki. Faktanya kondisi yang terjadi pada jalur pejalan kaki terdapat sedikit fasilitas yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki, sehingga pejalan kaki merasa biasa saja dalam melakukan aktivitas di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pejalan kaki pada Kawasan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas.Penelitian ini menggunakan perhitungan tingkat walkability berdasarkan Global Walkability Index (GWI) dengan analisis kualitatif untuk menilai kualitas kondisi lapangan, Penilaian tingkat walkability menurut persepsi berupa kuantitatif berupa analisa distribusi, dengan menggunakan pusposive-convenience sampling penelitian dengan 100 responden dalam menilai tingkat walkability dengan kriteria yaitu pengguna MRT Dukuh Atas, KRL Sudirman, Busway Dukuh Atas, Stasiun BNI City, dan pengunjung di Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas. Kemudian analisis faktor dilakukan dengan analisis kuantitatif yang bersifat komparasi untuk mencari faktor walkability yang mempengaruhi persepsi pejalan kaki pada Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas.Dari hasil dari penelitian ini menemukan perhitungan tingkat walkability berdasarkan GWI memiliki nilai walkability index sebesar 65,837 yang artinya cukup baik untuk berjalan dan penilaian tingkat walkability menurut persepsi pejalan kaki memiliki nilai walkability rata-rata sebesar 3,59 yang artinya pejalan kaki merasa biasa saja atau belum merasa nyaman (walkable) dalam berjalan kaki. Hasil temuan tersebut ada perbedaan antara nilai walkability index dan nilai persepsi pejalan kaki. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat perbedaan antara nilai WI dan nilai persepsi, sehingga GWI yang seharusnya dapat digunakan secara global atau universial tidak sepenuhnya sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.
W Walkability is the right solution for increasing activity in walking and solving various transportation problems that occur. As an area based on Transit Oriented Development (TOD), it should facilitate and prioritize public provision that prioritizes accessibility for area residents and mass transportation modes by providing pedestrian paths that provide comfort (walkable) in walking. In fact, the conditions that occur on the pedestrian pathway are still few facilities that can be reached on foot, so that pedestrians feel used to doing activities in the Dukuh Atas Transit Oriented Development (TOD) Area. This study aims to find the factors that influence the perception of pedestrians in the Dukuh Atas Transit Oriented Development (TOD) Area.This study uses a walkability level calculation based on the Global Walkability Index (GWI) with qualitative analysis to assess the quality of field conditions, the assessment of walkability level according to perception is quantitative in the form of distribution analysis, by using purposive-convenience sampling research with 100 respondents in assessing the level of walkability with the criteria, namely users of the MRT Dukuh Atas, KRL Sudirman, Busway Dukuh Atas, BNI City Station, and visitors to the Dukuh Atas Transit Oriented Development (TOD) Area. Then the factor analysis is carried out with a comparative quantitative analysis to look for walkability factors that affect the perception of pedestrians in the Dukuh Atas Transit Oriented Development (TOD) Area.From the results of this study, it is found that the calculation of the walkability level based on GWI has a walkability index value of 65.837 which means it is good enough to walk and according to pedestrian perception, the walkability level assessment has an average walkability value of 3.59, which means that pedestrians feel normal or do not feel comfortable (walkable) in walking. The results showed that there were differences in the walkability index value with the pedestrian perception value. The conclusion of this research is that there is a difference between the WI value and the perceived value, so that the GWI which should be able to be used globally or universally is not fully compatible with the culture of the Indonesian people.