DETAIL KOLEKSI

Evaluasi lintasan pemboran berarah Sumur Geothermal WLL-A2 Lapangan WLL


Oleh : William Oscar Candra

Info Katalog

Nomor Panggil : 554/TP/2016

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2016

Pembimbing 1 : Widradjat Aboekasan

Pembimbing 2 : Kris Pudyastuti

Subyek : Evaluation drilling trajectory

Kata Kunci : evaluation drilling trajectory, geothermal Wells WLL-A2 WLL Field

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2016_TA_TM_07112221_Halaman-judul.pdf
2. 2016_TA_TM_07112221_Bab-1.pdf 2
3. 2016_TA_TM_07112221_Bab-2.pdf 10
4. 2016_TA_TM_07112221_Bab-3.pdf 10
5. 2016_TA_TM_07112221_Bab-4.pdf 9
6. 2016_TA_TM_07112221_Bab-5.pdf 2
7. 2016_TA_TM_07112221_Daftar-pustaka.pdf 3
8. 2016_TA_TM_07112221_Lampiran.pdf

P Pada operasi pemboran sumur minyak/gas/geothermal, pemboran berarahdiperlukan untuk menjangkau zona produksi yang tidak dapat dicapai olehpemboran vertikal. Setiap pemboran berarah dan vertikal, perlu dilakukan evaluasiapakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan perencanaannya. Studi inimerupakan sebuah evaluasi pemboran berarah sumur panas bumi WLL-A2lapangan WLL di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Sumur WLL-A2mempunyai lintasan pemboran dengan tipe Build and Hold Trajectory. Dengantotal kedalaman sumur 3000 mKU, Kick Off Point 200 mKU, End Of Build 800mKU, Build Up Rate 2°/30 m, Inklinasi 40° dan Azimuth 240°. Formasi yangditembus pada pemboran ini adalah formasi dengan dominasi material piroklastik,breksi andesit, andesit terubah dan breksi andesit terubah.Sampai saat ini, terdapat beberapa metode evaluasi lintasan pemboranberarah, salah satunya adalah metode Minimum of Curvature, yang menggunakansudut untuk mengasumsikan lubang sumur berbentuk busur. Metode ini dipilihkarena metode ini menganggap bahwa busur adalah lintasan terpendek bagi sumurbor untuk bertemu pada kedua titik survey pada kemiringan kecil denganperubahan azimuth yang besar. Evaluasi dilakukan meliputi lintasan pemboran,Bottom Hole Assembly, Faktor formasi, dan parameter pemboran.Hasil evaluasi lintasan pemboran berarah ini menyimpulkan bahwa terjadipenyimpangan pada Kick Off Point dan juga End Of Build, namun pemboran tetapberhasil dilanjutkan hingga mencapai Total Depth karena dengan pemilihan BHA yang tepat seperti bent sub serta penggunaan mud motor untuk mengontrol arahpemboran agar sesuai dengan yang telah direncanakan.

I In drilling operation of oil / gas / geothermal, directional drilling isrequired to reach the production zone that can’t be accomplised by verticaldrilling. Each directional and vertical drilling, is neccessary to evaluate whetherimplementation is in accordance with the planning. This study is a directionaldrilling trajectory evaluation of geothermal well WLL-A2 field WLL in Lebongdistrict, Bengkulu Province. WLL-A2 well has drilling trajectory build and holdtype. With well total depth at 3000 mD, kick off point at 200 mD, end of build at800 mD, build up rate by 2°/30 m, Inclination at 40°, and azimuth at 240°. Theformations were penetrated are dominance formation with pyroclastic material,andesite breccia, altered andesite, and andesite breccias altered.There are several methods of evaluation directional drilling trajectory, oneof which is a minimum of curvature method, which uses the angle to assume abow-shaped wellbore. This method was chosen because this method assumes thatthe bow is the shortest path to the wellbore to meet on the second point of thesurvey on a small slope with large azimuth changes. Evaluations conducted on thetrajectory drilling, bottom hole assembly, formation factor, and drillingparameters.The results of directional drilling trajectory evaluation concluded thatirregularities in the kick off point and end of build, but drilling operation stillmanaged to continue to achieve total depth with the right selection of the BHA asas bent sub and the use of mud motors to control the direction of drilling to matchas planned.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?