Pengkajian emisi kebisingan dan propagasi kereta api (studi kasus: di Daerah Rawa Buntu, Serpong
K Kebisingan merupakan salah satu gangguan terhadap lingkungan sebagai akibat berkembangnya lingkungan buatan manusia yang potensial menjadi sumber kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui emisi bising yang ditimbulkan oleh kereta api yang melintas dan untuk mengetahui propagasi kereta api sehingga dapat diprediksi level bising untuk jarak 30 m – 100 m.Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia. Sumber-sumber kebisingan yang terjadi di sekitar masyarakat secara garis besar dapat dikategorikan menjadi kebisingan lalu lintas, konstruksi bangunan, kawasan industry. Kebisingan sangat berpengaruh kepada manusia. Pengaruh tersebut ditentukan oleh sensivitas telinga dan tekanan suara (Sound Pressure Level – SPL?. Propagasi adalah perambatan bunyi di udara dapat dilihat dari contoh pergerakan gelombang di dalam air. Gelombang air merata ke semua arah, semakin jauh dari sumbernya maka amplitudonya semakin berkurang. Bising dari kereta api timbul karena adanya bagian-bagian tertentu dari kereta api yang mengeluarkan suara saat kereta api beroperasi.Metode penelitian yang dilakukan atau metode pengukuran yang dilakukan mengikuti kriteria yang diterapkan oleh ISO-3095: “Acoustic-Measurement of Noise Emitted by Railbound Vehiclesâ€. Pengukuran tingkat bising dilakukan dengan menggunakan alat Precision Integrating Sound Level Meter (SLM) tipe 220 buatan Onno Sokki. Rekaman pengukuran dilapangan menggunakan Recorder tipe SR-7400 buatan Onno Sokki dan Sony Profesional tape recorder.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan diperoleh bahwa untuk jenis kereta api KRD 7, KRD 8, KRD 9, KRD barang 2, KRD barang 3, pada frekuensi 500 Hz pada jarak 30 m mengalami reduksi suara dan untuk jenis kereta api KRL 2, KRD 4, KRD 5, KRD barang 1, Lokomotif, KRD 6 memiliki tingkat SPL yang tinggi pada frekuensi 250 Hz dan 500 Hz. Hal ini karena pada lokasi pengambilan sampel memiliki karakteristik yang dapat mereduksi atau meneruskan suara pada frekuensi 250 Hz, 500 Hz dan ini kemungkinan karena pengaruh dari jenis tanah atau jenis rumput yang berada dilapangan.Untuk nilai Lae dapat disimpulkan bahwa beberapa jenis kereta api dapat dikelompokkan karena terjadi perbedaan dalam hasil yang diperoleh. Pada jenis KRL semakin cepat kereta melintas maka nilai pemaparan yang diterima oleh penerima semakin kecil sedangkan untuk Jenis Kereta diesel semakin cepat kereta melintas maka nilai Lae yang diterima atau tingkat pemaparan semakin tinggi ini dimungkinkan karena untuk kereta diesel memiliki bentuk, mesin, gerbong yang berbeda dengan KRL dan ini perlu penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan tersebut.
N Noisiness is one of the disturbance to the environment as a result of environments development made by man that has the potential to become a source of noise. This study aims to determine the noise emission generated by passing trains and to determine the propagation of the train so that the noise level can be predicted for a distance of 30 m - 100 m.Noise is undesirable sound because it is not in accordance with the context of space and time so that it can cause disturbances to human health and comfort. Broadly speaking, the sources of noise that occur around the community can be categorized into traffic noise, building construction, industrial areas. Noise is very influential on humans. This effect is determined by ear sensitivity and sound pressure (Sound Pressure Level - SPL?. Propagation is the propagation of sound in the air which can be seen from an example of wave movement in water. Water waves are evenly distributed in all directions, the farther from the source, the less the amplitude. Noise. from the train arises because there are certain parts of the train that emit sound when the train operates.The research method carried out or the measurement method carried out follows the criteria applied by ISO-3095: "Acoustic-Measurement of Noise Emitted by Railbound Vehicles" . measurement of noise level carried out by using Precision Integrating Sound level Meter (SLM) type 220 made in Onno SOKKI. Recording measurement field using the recorder type SR-7400 made in Onno SOKKI and Sony Professional tape recorder.From the research that has been done and shows that, for type of train KRD 7, KRD 8, KRD 9, goods KRD 2, KR D item 3, at a frequency of 500 Hz at a distance of 30 m experiences sound reduction and for types of trains KRL 2, KRD 4, KRD 5, goods KRD 1, Locomotive, KRD 6 have high SPL levels at frequencies of 250 Hz and 500 Hz. This is because the sampling location has characteristics that can reduce or transmit sound at a frequency of 250 Hz, 500 Hz and this is probably due to the influence of the type of soil or the type of grass in the field.For the Lae value it can be concluded that several types of trains can be grouped due to differences in the results obtained. In the KRL type, the faster the train passes, the smaller the exposure value received by the receiver, while for the diesel train type the faster the train passes, the Lae value received or the higher the level of exposure is possible because diesel trains have different shapes, engines, and cars. KRL and this needs further research to find out these differences.