Efektivitas obat kumur beta vulgaris terhadap penyembuhan stomatitis aftosa rekuren
S Stomatitis aftosa rekuren (SAR) merupakan lesi oral yang paling umum ditemukan pada masyarakat. Saat ini, prevalensi SAR berkisar 25% di populasi dunia. Beta vulgaris (BV) sudah banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Dalam BV, terdapat pigmen aktif betalain yang memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, antitumor, antikanker, antihipertensi, dan renal-hepatoprotektif. Hingga saat ini, penggunaan BV dalam bidang kedokteran gigi masih belum pemah dilakukan. Tujuan: untuk mengetahui efektifitas BV terhadap SAR. Metode: Jenis penelitian berupa eksperimental pada manusia dengan randomized clinical trial (RCT) dan single blind. Subyek penelitian sebanyak 15 pasien dari RSGM FKG Usakti yang memiliki lesi SAR dan dibagi ke dalam 3 kelompok perlakuan, yaitu BV, klorheksidin glukonat (CHX) 0,1%, dan tetrasiklin (TR) 1,6%. Ketiga jenis obat ini digunakan secara kumur. Skor rasa sakit dicatat setiap hari menggunakan VAS. Pemeriksaan lesi oral dilakukan pada hari ke-1, 7 dan 10. Hasil: Dari uji Chi-square, seluruh kelompok tidak ditemukan perbedaan dalam durasi kesembuhan lesi SAR (BV vs CHX P=0,980; BV vs TR /M),505; dan CHX vs TR P=0,617). Berdasarkan rerata skor rasa sakit, kelompok terapi BV, CHX, TR sebelum terapi berturut-turut adalah 3,8 hari; 5,4 hari; 5,4 hari. Berdasarkan ukuran lesi, didapatkan bahwa ketiga jenis obat ini tidak berbeda dalam menurunkan ukuran diameter lesi SAR pada pemakaian hari ke-1 dan pemakaian hari ke-7 (BV vs CHX P=0,938; BV vs TR .P=0,712; CHX vs TR P=0,893). Kesimpulan: efektivitas Beta vulgaris mampu memberikan kesembuhan pada lesi SAR, baik dari rasa sakit yang semakin menurun, ukuran lesi yang semakin mengecil dan waktu penyembuhan yang lebih cepat dari lesi SAR.
R Recurrent aphthous stomatitis (RAS) is the most common oral lesions found in the population. Currently, RAS prevalence approximately 25% in the world. Beta vulgaris (BV) has been used as traditional medicine by the indonesian people. Betalain, an active pigments from BV, has many potential effects such as antiinflammatory, antioxidant, antitumor, antihypertensive, and renal- hepatoprotective. Until now, the application of BV has not been established in the field of dentistry. Objective: to determine the effectiveness of BV as treatment for RAS. Methods: This human clinical experimental research is using a randomized clinical trial (RCT) and single blind. 15 patients who have RAS are recruted as subject from Dental Hospital Usakti and divided into BV, chlorhexidine gluconate (CHX) 0.1%, and tetracycline (TR) 1.6% group. All regiments are used by gargling. Pain scores are recorded daily using the VAS. Examination of oral lesions performed on day 1, 7 and 10. Results: Based on Chi-square test, all of treatment group have no difference in duration of RAS lesion healing (BV vs CHX P = 0.980; BV vs TR P = 0.505 ; and CHX vs. TRP = 0.617). Based on the mean of pain score, BV, CHX, TR groups before consecutive therapy were 3.8 days; 5.4 days; 5.4 days. Based on the size of the lesion in all groups, there was no difference in the RAS size lesion healing on day 1 and 7 (BV vs CHX P = 0.938; BV vs TR P = 0.712; CHX vs. TR P = 0.893) . Conclusion: Beta vulgaris is effective to relieve the RAS lesion, by decreasing of the pain, reducing and shortening healing duration.