Prevalensi dilaserasi akar gigi insisivus rahang atas kanan dilihat dari radiograf panoramik (laporan penelitian)
R Radiografi panoramik merupakan teknik radiografi ekstraoral yang menampilkan gambaran yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi dari kasus dilaserasi akar gigi insisivus sentral dan lateral rahang atas kanan dilihat dari radiograf panoramik. Dilaserasi akar adalah kelainan bentuk pada gigi karena terjadinya gangguan pada saat pertumbuhan, ditandai dengan adanya kelainan disepanjang daerah gigi yang dapat menyebabkan masalah selama erupsi gigi. Dilaserasi dapat menyebabkan komplikasi, dimana gigi melengkung membentuk sudut pada bagian mahkota atau akar. Selain karena trauma mekanis, dilaserasi dapat disebabkan karena kehilangan dini gigi sulung, faktor herediter, supernumerary teeth, tekanan dari kista atau tumor yang mengganggu proses pembentukan gigi, dan perkembangan ektopik dari benih gigi.36,37,38 Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 4,94% yang mengalami dilaserasi akar, yang diperoleh dari 91 radiograf dengan sampel gigi sebanyak 182 gigi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, menurut Beatriz Feitosa da Silva et al13,36 angka prevalensi dari dilaserasi akar adalah 1,03% dari 41 kasus, dimana 78% terjadi pada gigi insisivus lateral rahang atas. Kategori yang paling sering terjadi adalah kategori ringan dimana kemiringan akar gigi terbentuk 20o- 40o dengan besar angka prevalensi kejadian sekitar 73,1%.
P Panoramic Radiography is a type of extraoral radiographic technique that allows us to see wider area of teeth and the surrounding structure since it captures the entire mouth in single image. Employing an analysis of panoramic radiographic images, this study was set to find out the prevalence rate of root dilacerations in central and lateral right maxillary incisives. Root dilacerations refers to an abnormal angulation in a tooth due to developmental disturbances cause failure of eruption that leads to complications during the process of root formation, consequentially resulting in abnormal bend in the root. In addition to mechanical trauma, disturbance to the process of tooth formation and its ectopic growth can be caused by premature loss of primary tooth, odontogenic hermatoma (e.g. supernumerary teeth), or the presence of an adjacent cyst and tumor. As the result, after analyzing 91 panoramic radiographic images wih 182 teeth samples, it was found that the prevalence rate of root dilaceration in central and lateral right maxillary incisives is 4,94%. According to previous research, after analyzing 41 cases, da Silva et al pointed out that the prevalence rate of root dilacerations was 1,03% with 78% of those happened to lateral right maxillary incisives. Additionally, insignificant abnormality was identified as the most common phenomenon that appeared, in which the root was inclined at 20o-40o, with 73,1% prevalence rate.