Remediasi tanah tercemar minyak bumi dengan memanfatkan aktivitas bakteri
P Pencemaran lingkungan oleh minyak bumi telah menjadi masalah lingkungan serius di seluruh dunia karena kebocoran dan tumpahan yang berasal dari jaringan pipa minyak bumi yang rusak, tumpahan dari penyimpanan di kapal tanker, anjungan lepas pantai, pembuangan limbah minyak bumi sembarangan. Studi literatur ini bermaksud untuk untuk mempelajari penurunan konsentrasi limbah minyak bumi yang terpapar di tanah dengan pendekatan bioremediasi oleh bakteri hidrokarbonoklastik secara enzimatis. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Menentukan kondisi lingkungan suhu, pH, dan nutrisi yang memberikan persentase penyisihan minyak bumi paling efektif secara bioremediasi, (2) Menentukan konsentrasi bakteri hidrokarbonoklastik yang mendegradasi minyak bumi paling efisien, (3) Perencanaan degradasi minyak bumi menggunakan aktivitas bakteri hidrokarbonoklastik pada skala pilot. Variasi yang dilakukan pada uji degradasi TPH yaitu suhu (20, 25, 30, 35, 40oC) dan waktu (2, 4, 6, 8, 10, 12 minggu) dengan suhu dan waktu optimum berturut-turut 30oC dan 12 minggu. Pendekatan biostimulasi-bioaugmentasi (BS/BA) digunakan untuk bioremediasi tanah tercemar. Terdapat 3 bakteri (Pseudomonas xanthomarina, Pseudomonas sp., dan Arthrobacter nitroagouajolicus) pada minyak bumi yang telah diekstraksi dari tanah tercemar COTBS (Crude Oil Tank Bottom Sludge) dengan menggunakan diklorometana dan dikarakterisasi dengan hasil spesific gravity 60/60ºF (0,86), densitas 15ºC (0,86 g/mL), gravitasi API (33,03) viskositas 70ºF (7,01cSt). Penyisihan minyak bumi paling efektif secara bioremediasi oleh 1% (v/v) bakteri hidrokarbonoklastik terjadi pada suhu 30℃ dan pH 7 dengan penyisihan TPH tertinggi mencapai 96%. Dengan demikian penelitian ini memberikan informasi bahwa limbah minyak bumi yang terpapar di tanah dapat disisihkan dengan metode bioremediasi, dengan memanfaatkan aktivitas enzimatis bakteri hidrokarbonoklastik dalam kondisi lingkungan yang terkontrol.
E Environmental pollution by crude oil has become a serious environmental problem worldwide due to leaks and spills originating from damaged petroleum pipelines, spills from storage on tankers, offshore platforms, indiscriminate dumping of petroleum waste. This literature study intends to study the reduction in the concentration of petroleum waste exposed in the soil by an enzymatic bioremediation approach by hydrocarbonoclastic bacteria. The objectives of this study are (1) to determine the environmental conditions of temperature, pH, and nutrients that provide the most effective percentage of petroleum removal by bioremediation, (2) to determine the concentration of hydrocarbonoclastic bacteria that degrade petroleum most efficiently, (3) to plan petroleum degradation using activity of hydrocarbonoclastic bacteria at the pilot scale. The variations carried out on the TPH degradation test were temperature (20, 25, 30, 35, 40oC) and time (2, 4, 6, 8, 10, 12 weeks) with the optimum temperature and time being 30oC and 12 weeks. The biostimulation-bioaugmentation (BS/BA) approach was used for bioremediation of polluted soil. There are three bacteria (Pseudomonas xanthomarina, Pseudomonas sp., and Arthrobacternitroagouajolicus)on petroleum extracted from the contaminated soil COTBS (CrudeOil Tank BottomSludge)using dichloromethane and is characterized by results the specific gravity 60/60°F (0,86 ), density of 15ºC (0.86 g/mL), API gravity (33,03) viscosity70ºF (7,01cSt). The most effective removal of petroleum by bioremediation by 1% (v/v) hydrocarbonoclastic bacteria occurred at a temperature of 30℃ and pH 7 with the highest TPH removal reaching 96%. Thus, this study provides information that petroleum waste exposed in the soil can be removed by the bioremediation method, by utilizing the enzymatic activity of hydrocarbonoclastic bacteria under controlled environmental conditions