Peralatan guna mengangkut tandan buah segar kelapa sawit
H Hasil kajian Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tahun 2018 memperkirakan target bauran energi Minyak Kelapa Sawit atau sering disebut dengan Crude Palm Oil (CPO) adalah komoditi expor andalan dan terbesar saat ini bagi Negara Indonesia. Minyak Kelapa Sawit yang baik dihasilkan dari Tandan Buas Segar (TBS) yang baik pula . Untuk mendapatkan buah sawit yg segar sesegera mungkin, maka factor pengangkutan atau transportasi sangat memegang peranan penting. Akan dipilih alat angkut yang dapat menyesuaikan gerakannya dengan kontur lahan yang ada. Sebagian dari lahan kelapa sawit di Indonesia adalah unik yaitu lahan gambut, becek dan bergelombang. Alat angkut Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang ada adalah kaku dan tidak bisa mengikuti kontur lahan yang ada sehingga mengurangi mobilitasnya. Untuk itu perlu dirancang Alat Penyambung Universal (APU) yang menghubungkan bagian depan alat angkut (bagian penggerak) dengan bagian pengangkut beban. Perancangan meliputi Gambar tiga dimensi beserta simulasinya, gambar dua dimensi serta kekuatan alat APU. Baik gambar perancangan maupun analisi atan ilakukan dengan menggunakan piranti lunak Solidwork. Hasilnya adalah gambar rancang APU dengan ukuran panjang 0.2 m dan lebar 0.15 m. serta mampu melakukan rotasi dalam dua arah masing masing sebesar 300 dan 160. Semua komponen APU adalah baja SS400 yang mempunya kekuatan tarik mulur sebesar 250 MPa Perhitungan kekuatan dengan beban tari sebesar 1 ton menghasilkan factor penganman sebesar 833. Besar factor pengaman inai menjamin umur dan kekuatan dari APU.primer energi baru terbarukan sebesar 23 (dua puluh tiga) persen pada tahun 2025 tidak akan tercapai. Diperkirakan hanya mencapai sebesar 12,9 (dua belas koma sembilan) persen. Penggunaan energi baru terbarukan khususnya biomassa dan biogas oleh penduduk secara mandiri belum dimasukkan dalam perhitungan pemenuhan target bauran energi oleh Pemerintah. Padahal potensi energi primer bio energi di Indonesia mencapai 32.653,8 MW. Studi ini mengkaji perilaku penduduk terhadap penggunaan energi baru terbarukan khususnya biomassa dan biogas dalam pemenuhan kebutuhannya untuk memasak dan usahanya. Penelitian secara tatap muka dilakukan terhadap 85 (delapan puluh lima) responden dan secara online sebanyak 16 (enam belas) responden di 17 (tujuh belas) desa di 7 (tujuh) kecamatan di Kabupaten Sumedang. Penelitian juga dilakukan terhadap 574 (lima ratus tujuh puluh empat) responden baik secara online maupun tatap muka di 366 (tiga ratus enam puluh enam) desa di 240 (dua rams empat puluh) kecamatan di 91 (sembilan puluh satu) kabupaten/kota di 22 (dua puluh dua) provinsi. Dari hasil penelitian dan analisis karakteristik, analisis deskriptif, analisis logistik serta perhitungan-perhitungan; menunjukkan bahwa: (a) kecenderungan di tahun 2025, penduduk Sumedang memilih menggunakan bahan bakar biogas, (b) kecenderungan di tahun 2025, penduduk Indonesia memilih menggunakan bahan bakar padat, (c) minimal kontribusi maupun potensi kontribusi penduduk Indonesia pada pencapaian target bauran energi primer EBT sebesar 3,80 (tiga koma delapan) persen pada tahun 2018 dan meningkat menjadi 8,16 (delapan koma enam belas) persen pada tahun 2025 atau sekitar 35 (tiga puluh lima) persen dari target bauran EBT. Dengan demikian, penelitian ini perlu ditindaklanjuti serta mendorong pemerintah melalui Dewan Energi Nasional untuk melakukan penelitian yang lebih komprehensif di seluruh wilayah di Indonesia.
P Palm Oil or often referred to as Crude Palm Oil (CPO) is the mainstay and largest export commodity today for the State of Indonesia. Good Palm Oil is produced from good Fresh Fruit Bunches (FFB). To get fresh palm fruit as soon as possible, the transportation or transportation factor plays an important role. A means of transportation will be selected that can adjust its movement to the contours of the existing land. Some of the land for oil palm in Indonesia is unique, namely peatland, muddy and bumpy. The existing oil palm Fresh Fruit Bunches (FFB) transportation equipment is rigid and cannot follow the contours of the existing land, thereby reducing its mobility. For this reason, it is necessary to design a Universal Connector (APU) that connects the front of the conveyance (the driving part) with the load-carrying part. The design includes three-dimensional drawings and their simulations, two-dimensional drawings and the power of the APU tool. Both design drawings and analysis are done using Solidwork software. The result is an APU design drawing with a length of 0.2 m and a width of 0.15 m. and capable of rotating in two directions of 300 and 160 respectively. All components of the APU are SS400 steel which has a tensile strength of 250 MPa. The calculation of strength with a dance load of 1 ton produces a safety factor of 833. This safety factor ensures life and strength. from APU.