Hubungan stres akademis dan kualitas hidup pada remaja
M Masa remaja adalah periode usia yang berkisar dari 10-19 tahun. Remaja merupakan salah satu penentu indeks pembangunan manusia. Pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kualitas hidup remaja dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama faktor fisik dan psikologis. Pada remaja terjadi perubahan yang signifikan pada kedua faktor tersebut. Hal ini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap stres. Salah satu stres yang dapat dialami remaja adalah stres akademis. Stres akan mengakibatkan perubahan biokimia, psikologis, dan perilaku, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan fisik, psikologis, dan hubungan sosial sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan responden berjumlah233 siswa di SMAN 1 Cileungsi, Kab. Bogor. Pengumpulan data menggunakan kuesionerEducational Stres Scale for Adolescent (ESSA) dan kuesioner Multidimensional Students’ Life Satisfaction Scale-Adolescent(MSLSS). Analisis data dengan uji Chi-Square menggunakan program SPSS dengan tingkat kemaknaan yang digunakan sebesar 0,05. Dari 233 responden, 70% berjenis kelamin perempuan, 30% laki-laki, 15,5% tegolong stres ringan, 51,1% stres sedang, dan 33,5% stres berat, 50,2% memiliki kualitas hidup kurang dan 49,8% kualitas hidup baik. Uji Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antarastres akademis dan kualitas hidup pada remaja (p = 0,044). Stres akademis merupakan salah satu jenis stres yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pada remaja.
A Adolescence is a period of age that ranges from 10-19 years. Adolescence is one of the determinants of human development index. This development aims to improve the quality of life of the community. Quality of adolescent life is influenced by many factors, especially physical and psychological factors. In adolescence there is a significant change in both factors. This change causes teenagers to be vulnerable to stress. One of the stresses teenagers can experience is academic stress. Stress will lead to biochemical, psychological, and behavioral changes, this condition can lead to decreased physical, psychological, and social relationships resulting in decreased quality of life. Across sectional study was conducted, with 233 students as in SMAN 1 Cileungsi, Kab. Bogor. Data was collected usingEducational Stres Scale for Adolescent (ESSA) questionnaire and Multidimensional Students’ Life Satisfaction Scale-Adolescent(MSLSS)questionnaire. Data analysis to determine the correlation was performed usingChi-Square on Statistical Package for Social Sciences (SPSS)with significance level used is 0,05. Among 233 respondents, 70% girls, 30% boys, 15,5% low stress level, 51,1% moderate stress level, and 33,5% high stress level, 50,2% low quality of life dan 49,8% high quality of life. Chi-Squaretest shows that there is significant relationship between academic stres and quality of life in adolescence (p = 0,044). There is significant relationship between academic stres and quality of lifeamong adolescence.