Hubungan antara status nutrisi dan kejadian sindrom syok dengue pada pasien DBD anak
D Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh nyamukAedes aegypti yang dilaporkan di Indonesia pada minggu ke-16 tahun 2022 terdapat39.596 kasus dengan 377 kematian. Kondisi DBD yang disertai dengan syok disebut dengan Sindrom Syok Dengue (SSD) dimana angka kematian dari SSD lebih tinggi dari DBD. Status nutrisi adalah salah satu faktor risiko SSD, meskipun nutrisi yang baik meningkatkan reaksi imun, respon antigen dan antibodi yang berlebihan dapat menyebabkan DBD yang lebih parah karena ekspresi sitokin proinflamasi yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara status nutrisi dan kejadian sindrom syok dengue pada pasien DBD anak.METODE : Penelitian menggunakan desain cross sectional pada 90 sampel pasien DBD usia 2-12 tahun yang diambil di SRUD Subang. Variabel yang diteliti diantaranya status nutrisi dan kejadian SSD. Pengambilan data diambil melalui rekam medis untuk mengetahui usia, jenis kelamin, status nutrisi serta kejadian SSD. Analisis data dilakukan dengan uji Fisher dan Chi-quare melalui program SPSS versi 26.HASIL : Karakteristik subjek didominasi oleh anak kelompok usia 6-12 tahun dengan status nutrisi terbanyak pada subjek SSD adalah gizi lebih. Hasil analisis hubungan status nutrisi dan kejadian SSD pada subjek usia 2-5 tahun dengan menggunakan uji Fisher didapatkan hasil p=0,027, dan status nutrisi dan SSD pada subjek usia 6-12 tahun dengan uji chi-square didapatkan hasil p=0.042.KESIMPULAN : Terdapat hubungan bermakna antara status nutrisi dan kejadian SSD pada pasien DBD anak
D Dengue hemorrhagic fever (DHF) is caused by the Aedes aegypti mosquito, reported in Indonesia in the 16th week of 2022 there were 39,596 cases with 377 deaths. The condition of DHF accompanied by shock is called Dengue Shock Syndrome (DSS), and it is also reported that the mortality rate from DSS is significantly higher compared to DHF. Nutritional status is one of the risk factors for DSS, although good nutrition enhances the immune response, an exaggerated antigen and antibody response can lead to more serious DHF due to the higher expression of proinflammatory cytokines. The purpose of this research is to ana- lyze the relation between nutritional status and the incidence of dengue shock syndrome that happens in pediatric DHF patients.METHOD : This research used a cross-sectional design on 90 samples of DHF patients aged 2-12 years who were taken at the Public Hospital in Subang. The variables studied included nutritional status and the incidence of DSS. Data collection in this study was taken from medical records to determine age, gender, nutritional status, and the incidence of DSS in DHF patients. Data analysis was carried out using fisher analysis and chi-square analysis using the SPSS 26th ver- sion.DISCUSSION : Subject characteristics were dominated by children in the age group of 6-12 years with the incidence of DSS is dominated by children with ex- cess nutrition. Analysis of the relationship between nutritional status and DSS in subjects aged 2-5 years using Fisher test obtained results p=0.027, and nutritional status and DSS in subjects aged 6-12 years using chi-square test obtained results p=0.042. CONCLUSION : There is a significant relationship between nutritional status and the incidence of dengue shock syndrome in pediatric DHF patients.