Hubungan antara pengetahuan tentang skizofrenia dengan stigma terhadap skizofrenia pada siswa SMA
B Berdasarkan data RISKESDAS 2018, prevalensi skizofrenia di Indonesia sebesar 7% permil. Dari angka tersebut sebesar 15,1% orang tidak berobat, salah satu alasannya adalah malu untuk berobat karena adanya stigma. Stigma muncul karena adanya mispersepsi masyarakat tentang skizofrenia. Mispersepsi dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat yang minim tentang skizofrenia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang skizofrenia dan tingkat stigma terhadap skizofrenia pada siswa SMA, mengetahui hubungan jenis kelamin seseorang dan pengetahuan tentang skizofrenia dengan stigma terhadap skizofrenia pada siswa SMA.METODE PENELITIANPenelitian menggunakan studi analitik observasional dengan desain penelitian potong lintang. Pengambilan sampel dilakukan di SMAN 47 Jakarta pada bulan Agustus 2019 total subjek penelitian 124 siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Data penelitian didapatkan langsung melalui pengisian dua kuesioner yaitu knowledge about scizophrenia test dan kuesioner penelitian stigma terhadap gangguan jiwa. Analisis data menggunakan uji Chi-square untuk melihat hubungan jenis kelamin dengan stigma dan Fisher’s exact test untuk melihat hubungan pengetahuan dengan stigma.HASILDidapatkan dari total 120 subjek, sebanyak 92 (76,7%) orang memiliki pengetahuan tinggi, sebanyak 106 (88,3%) orang memiliki stigma rendah. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan stigma terhadap skizofrenia (p=0,123). Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang skizofrenia dengan stigma terhadap skizofrenia (p=0,184).KESIMPULANTidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan pengetahuan tentang skizofrenia dengan stigma terhadap skizofrenia pada siswa SMA
A According to RISKESDAS 2018, prevalence of schizophrenia in Indonesia is 7% permiles. As much as 15,1% people with schizophrenia are untreated, one of the reason is shame to get treatment because of stigma. Stigma in public develop from misperception of schizophrenia. Misperception is influenced by a lack of public knowledge about schizophrenia. This study aims to determine the level of knowledge about schizophrenia and the level of stigma against schizophrenia in high school students, and to find out the gender relationship of one’s subject and knowledge about schizophrenia with stigma against schizophrenia in high school students.METHODAn observational analytic study with cross-sectional research design. The study was conducted at SMAN 47 Jakarta in August 2019 total subjects are 124 students who were selected by using simple random sampling technique. The respondent were directly filled in two questionnaire, knowledge about scizophrenia test and kuesioner penelitian stigma terhadap gangguan jiwa. Data analysis used Chi-square for the relationship of one’s gender and knowledge, Fisher’s exact test for level of knowledge and the level of stigma.RESULTThe data obtained from 120 subjects, subjects have high knowledge 92 (76,7%) people, subjects have low stigma 106 (88,3%) people. There is no significant relationship between gender and stigma towards schizophrenia (p=0,123). There is no significant relationship between knowledge of schizophrenia and stigma towards schizophrenia (p=0,128).CONCLUSIONThere is no relation between gender, knowledge of schizophrenia and stigma towards schizophrenia in high school students.