DETAIL KOLEKSI

Perancangan stasiun interchange dukuh atas dengan pendekatan arsitektur high tech

5.0


Oleh : Carolina Dwi Nugraheni

Info Katalog

Penerbit : FTSP - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2018

Pembimbing 1 : Enny Supriati Sardiyarso

Pembimbing 2 : Sri Handjajanti

Subyek : Stations - Planning and design;High tech - architecture

Kata Kunci : planning, interchange stations, dukuh atas, high tech architecture.

Status Posting : Published

Status : Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2018_TA_AR_052001400029_Halaman-judul.pdf
2. 2018_TA_AR_052001400029_Bab-1.pdf 6
3. 2018_TA_AR_052001400029_Bab-2.pdf
4. 2018_TA_AR_052001400029_Bab-3.pdf
5. 2018_TA_AR_052001400029_Bab-4.pdf
6. 2018_TA_AR_052001400029_Bab-5.pdf
7. 2018_TA_AR_052001400029_Daftar-pustaka.pdf
8. 2018_TA_AR_052001400029_Lampiran.pdf

D DKI Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia masih menjadi magnet untuk mayoritas warga Indonesia sebagai pusat ekonomi, industri, pendidikan, dan sebagainya. Jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 2014 mencapai 10,08 juta orang dengan kepadatan penduduk 15.234 orang per km2. Kawasan pemukiman di kawasan sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) juga semakin berkembang. Walaupun bermukim di sekitar kawasan Jakarta, 1,38 juta orang dari Bodetabek melakukan aktivitasnya bekerja atau bersekolah di DKI Jakarta. Hal ini menimbulkan dampak semakin padatnya arus lalu lintas di kawasan perkotaan DKI Jakarta terutama pada waktu sibuk di pagi hari dan sore hari ketika orang menuju dan pulang dari tempat mereka beraktivitas. Tingginya mobilitas penduduk yang beraktivitas di ibukota belum diimbangi dengan ketersediaan transportasi umum dan fasilitas penunjangnya yang aman dan nyaman. Hal ini mengakibatkan kendaraan bermotor pribadi beroda empat maupun sepeda motor bertambah banyak baik dari warga Jakarta maupun warga Bodetabek. Jakarta memerlukan sarana yang dapat menjawab permasalahan transportasi yang ada, yang dapat mendukung mobilitas penduduk yang beraktivitas di Jakarta. Namun pembangunan infrastruktur saja dirasa belum cukup untuk dapat mengatasi permasalahan di Jakarta. Perlu adanya upaya penataan perencanaan transportasi massal.

D DKI Jakarta as the capital of the Republic of Indonesia is still a magnet for the majority of Indonesians as centers of economy, industry, education, and so on. The population of DKI Jakarta in 2014 reached 10.08 million people with a population density of 15,234 people per km2. Residential areas in areas around Jakarta such as Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (Bodetabek) are also growing. Although living around the Jakarta area, 1.38 million people from Bodetabek carry out their activities working or attending school in DKI Jakarta. This has the effect of increasing traffic congestion in the urban areas of DKI Jakarta, especially at busy times in the morning and evening when people go and go home from their place of activity. The high mobility of people who move in the capital has not been matched by the availability of public transportation and supporting facilities that are safe and comfortable. This has resulted in private four-wheeled motorbikes and motorbikes growing in numbers from both Jakarta residents and Bodetabek residents. Jakarta needs a means that can answer the existing transportation problems, which can support the mobility of the population who are active in Jakarta. But infrastructure development alone is not enough to overcome the problems in Jakarta. There needs to be an effort to organize mass transportation planning.

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?