Studi laboratorium pengaruh surfaktan aos dan mes dengan variasi konsentrasi di salinitas 9000 ppm untuk peningkatan perolehan minyak terhadap variasi suhu
P Pada tahun 2024 konsumsi minyak di Indonesia berkisar 1.650.000 bopd dengan jumlah produksi 845.000 bopd, sehingga terjadi kekurangan jumlah minyak untuk dikonsumsi sebesar 805.000 bopd. Sehingga diperlukan peningkatan cadangan dan produksi migas nasional dengan penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR) pada lapangan-lapangan yang berpotensi. Enhanced Oil Recovery adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah hidrokarbon yang dapat diperoleh dari suatu lapangan setelah produksi tahap primer dan sekunder selesai dilakukan. Pada Penelitian ini dilakukan pengujian surfaktan AOS (alpha olefin sulfonate) dan MES (methyl ether sulfonate) dengan salinitas 9000 ppm dan konsentrasi sebesar 5%, 6%, dan 7% pada suhu 60 oC dan 80 oCuntuk melihat seberapa besar keefektifan dalam memproduksikan minyak dalam skala laboratorium. Penelitian ini didasarkan pada sifat surfaktan yang mampu menurunkan tegangan antar muka dan membentuk emulsi antara minyak dan air formasi sitesis, sehingga dapat menyapu minyak dengan baik. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Enhanced Oil Recovery, Universitas Trisakti. Penelitian ini terdapat tahapan pengujian, seperti pembuatan larutan, pengujian densitas, pengujian aqueous stability, pengujian kelakuan fasa (phase behavior), pengujian interfacial tension (ift test), pengukuran sampel batuan, saturasi brine, saturasi minyak, coreflooding, dan evaluasi hasil pengujian. Pada pembuatan larutan dilakukan menggunakan NaCl dan aquadest untuk membuat brine dan bubuk surfaktan AOS dan MES untuk membuat larutan surfaktan. Pada pengujian densitas menggunakan Densitymeter DMA 4100M untuk mengetahui densitas larutan surfaktan AOS dan MES saat suhu 60oC dan 80oC, hal ini untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap densitas, dimana hasilnya semakin bertambahnya konsentrasi akan semakin besar nilai densitasnya dan akan menurun nilai densitas apabila terjadi kenaikan temperatur. Pada pengujian kelakuan fasa atau phase behaviour test dimana larutan surfaktan akan dicampurkan dengan minyak kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60oC dan 80oC selama dua puluh satu hari hari agar didapatkan hasil emulsi yang mendekati titik tengah agar kesetabilan emulsi lebih optimal. Pada Pengujian interfacial tension untuk mengetahui tegangan antar muka dari surfaktan agar semakin efektif dalam penyapuan fluida, dimana diukur pada suhu 60oC dan 80oC untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap interfacial tension), Pada pengujian core flooding untuk menentukan seberapa besar perolehan minyak pada sandstone saat dilakukan injeksi surfaktan. Hasil penelitian diharapkan dari Surfaktan AOS dan MES terhadap batuan sandstone. Pada hasil IFT dari larutan Surfaktan AOS dan MES mencapai titik critical micelle concentration (CMC) agar mampu menurunkan tegangan antar muka dengan baik antara minyak dan air formasi di dalam reservoir. Nilai tegangan antar muka antara minyak dengan larutan Surfaktan yang direkomendasikan sebesar 10-3 dyne/cm agar dapat menurunkan tegangan antar muka sehingga perolehan minyak lebih efektif. Hasil dari core flooding berdasarkan surfaktan yang mencapai titik CMC. Terdapat Surfaktan AOS dengan konsentrasi 5% Salinitas 9.000 ppm pada suhu 60oC memperoleh recovery factor sebesar 54% dan nilai tegangan antar muka sebesar 2,8 dyne/cm, sedangkan surfaktan MES konsentrasi 5% Salinitas 9.000 ppm pada suhu 60oC. memperoleh recovery factor sebesar 43,20% dan nilai tegangan antar muka sebesar 3 dyne/cm. Dengan ini Surfaktan AOS dengan konsentrasi 5% Salinitas 9.000 ppm menjadi yang efektif dalam penyapuan pada sandstone core.
I In 2024 oil consumption in Indonesia will be around 1,650,000 bopd with total production of 845,000 bopd, resulting in a shortage of oil for consumption of 805,000 bopd. So it is necessary to increase national oil and gas reserves and production by implementing Enhanced Oil Recovery (EOR) in potential fields. Enhanced Oil Recovery is a method that can be used to increase the amount of hydrocarbons that can be obtained from a field after the primary and secondary stages of production have been completed. In this research, surfactants AOS (alpha olefin sulfonate) and MES (methyl ether sulfonate) were tested with a salinity of 9000 ppm and concentrations of 5%, 6% and 7% at temperatures of 60 oC and 80 oC to see how effective they are in producing oil in laboratory scale. This research is based on the properties of surfactants which are able to reduce interfacial tension and form an emulsion between oil and synthetic formation water, so that they can sweep oil well. This research was conducted at the Enhanced Oil Recovery laboratory, Trisakti University. This research includes testing stages, such as solution preparation, density testing, aqueous stability testing, phase behavior testing, interfacial tension testing (ift test), rock sample measurements, brine saturation, oil saturation, coreflooding, and evaluation of test results. The solution is made using NaCl and distilled water to make brine and AOS and MES surfactant powder to make surfactant solution. In the density test, the DMA 4100M Densitymeter was used to determine the density of the AOS and MES surfactant solutions at temperatures of 60oC and 80oC. This is to determine the effect of temperature on density, where the result is that as the concentration increases, the density value will be greater and the density value will decrease if the temperature increases. In the phase behavior test, the surfactant solution will be mixed with oil and then placed in an oven at a temperature of 60oC and 80oC for twenty-one days to obtain emulsion results that are close to the midpoint so that the stability of the emulsion is more optimal. In the interfacial tension test to determine the interfacial tension of the surfactant to make it more effective in sweeping fluids, which is measured at temperatures of 60oC and 80oC to determine the effect of temperature on interfacial tension), in the core flooding test to determine how much oil is recovered from the sandstone when surfactant injection is carried out. . Research results are expected from AOS and MES surfactants on sandstone rocks. In the IFT results, the AOS and MES surfactant solutions reached the critical micelle concentration (CMC) point so that they were able to properly reduce the interfacial tension between oil and formation water in the reservoir. The recommended interfacial tension value between oil and surfactant solution is 10-3 dyne/cm in order to reduce the interfacial tension so that oil recovery is more effective. The result of core flooding is based on surfactant reaching the CMC point. There is AOS surfactant with a concentration of 5% salinity of 9,000 ppm at a temperature of 60oC, obtaining a recovery factor of 54% and an interfacial tension value of 2.8 dyne/cm, while MES surfactant with a concentration of 5% salinity of 9,000 ppm at a temperature of 60oC. obtained a recovery factor of 43.20% and an interfacial tension value of 3 dyne/cm. With this, the AOS surfactant with a concentration of 5% salinity of 9,000 ppm is effective in sweeping sandstone cores