DETAIL KOLEKSI

Optimalisasi produksi dengan metoda pengangkatan buatan di Lapangan "J" di Propinsi Papua Barat


Oleh : P. Simorangkir

Info Katalog

Subyek : Drilling

Penerbit : FTKE - Usakti

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing 1 : Taufik Fathadin

Pembimbing 2 : Harry K. Utomo

Kata Kunci : electrical submersible pump; capital expenditures

Status Posting : Published

Status : Tidak Lengkap


File Repositori
No. Nama File Hal. Link
1. 2015_TS_MTP_171111006_Halaman-judul.pdf 21
2. 2015_TS_MTP_171111006_Lembar-pengesahan.pdf 3
3. 2015_TS_MTP_171111006_Bab-1_Pendahuluan.pdf 5
4. 2015_TS_MTP_171111006_Bab-2_Tinjauan-umum-lapangan.pdf 22
5. 2015_TS_MTP_171111006_Bab-3_Teori-dasar.pdf 142
6. 2015_TS_MTP_171111006_Bab-4_Optimasi-produksi-lapangan.pdf 74
7. 2015_TS_MTP_171111006_Bab-5_Pembahasan.pdf 8
8. 2015_TS_MTP_171111006_Bab-6_Kesimpulan.pdf 2
9. 2015_TS_MTP_171111006_Daftar-pustaka.pdf 3
10. 2015_TS_MTP_171111006_Lampiran.pdf 42

D Dilapangan minyak “J” yang terletak di Provinsi Papua Barat, telah dibor 22 sumur, 2 (dua) sumur diantaranya kosong (dry hole) dan 20 sumur lainnya berhasil diproduksikan pada awalnya. Namun pada saat ini hanya tinggal 8 sumur yang masih berproduksi, 7 sumur dalam kondisi ditutup (shut in) dan 5 sumur lainnya telah ditinggalkan secara permanent (P&A )Produksi total dari ke 8 sumur dilapangan “J” pada saat ini adalah sebesar 119.350 BFPD yang terdiri dari 350 BOPD dan 119.000 BWPD ( 99,5 % WC rata-rata). Produksi itu diperoleh dengan menggunakan metoda pengangkatan buatan yaitu 4 sumur dengan sistim Gas Lift dan 4 sumur lainnya menggunakan ESP.Berdasarkan kondisi itu akan dilakukan optimalisasi produksi untuk meningkatkan produksi lapangan “J”, dengan cara memaksimalkan penggunaan metoda pengangkatan buatan dengan skenario sebagai berikut :Memproduksikan 8 sumur yang masih menghasilkan itu dengan cara :a. Menggunakan sistim Gas Lift untuk semua sumur..b. Menggunakan ESP (Electrical Submersible Pump) untuk semua sumur.c. Kombinasi penggunaan sistim Gas Lift dan ESP (Electrical Submersible Pump), bilamana memungkinkan.Didalam penelitian ini akan digunakan Software Pipesim dan analisa Nodal, serta menggunakan Korelasi Aliran Vertical Multi Fasa (Correlation Vertical Flow Multi Phase) dari Hagedorn and Brown untuk mengetahui kinerja. optimum dari masing-masing skenario diatas. Disamping itu akan ditinjau pula bagaimana kaitan dari masing - masing skenario diatas terhadap Kapital Expenditure (Capex) dan Operating Expenditure (Opex).Skenario terbaik yang diperoleh dari penelitian ini akan diusulkan untuk diterapkan dilapangan “J”. tersebut

I In “J” oil field which was located at West Papua Province, 22 wells had been drilled, 2 wells among those wells were dry, another 20 wells were producing well in early stage. But at the moment only left 8 wells still producing, 7 wells were shut in and the other 5 wells were permanently abandoned (P&A).The production from those 8 wells was 119,350 BFPD, consisting of 350 BOPD and 119,000 BWPD (99.5 % average water cut ). That production rate was achieved by using artificial lift, 4 wells with Gas Lift System and another 4 wells with ESP (Electrical Submersible Pump). Based on that condition, production optimalization to increase the production of “J” field will be done by maximizing the utilization of artificial lift method, with the scenario as follows.To produce the existing 8 producing wells with : a. Utilization of Gas Lift System on those wells.b. Utilization of ESP ( Electrical Submersible Pump) on those wells. c. Combination of both System on those wells, whenever possible In this study, the Pipesim Software, Nodal Analysis and Correlation Vertical Flow Multi Phase of Hagedorn and Brown will be used to observe the optimum performance of each scenario mentioned above. Beside that, the relation of each scenario to Capital Expenditures (Capex) and Operating Expenditures (Opex) will be reviewed as well. The best skenario obtained from this study will be recommended to be implemented in “J” field

Bagaimana Anda menilai Koleksi ini ?