Kajian laboratorium tentang pengaruh pirit dalam batupasir lempungan terhadap resistivitas batuan
S Salah satu kasus low resistivity pay zone di beberapa lapangan migas disebabkan karena keberadaan Pirit dalam batu pasir lempungan. Hal ini dapat menyebabkan misinterpretasi, zona-zona yang seharusnya prospek hidrokarbon terlihat seperti zona air.Pirit (FeS2) merupakan mineral berat di dalam sedimen yang pengaruh keberadaan pirit menurunkan harga resistivitas. Untuk mengevaluasi pengaruh Pirit dalam batupasir lempungan tersebut terhadap resistivitas batuan dan saturasi air, diperlukan sampel batuan yang teratur penambahan volume pirit nya dan berubah secara gradual. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan pembuatan core sintetik di laboratorium dengan volume pirit bervariasi dari 0% hingga 30%.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh adanya pirit dalam batupasir lempungan sehingga diharapkan dapat diperoleh solusi untuk menyelesaikan permasalahan low resistivity pay zone.Setelah dilakukan pengukuran pada sample core sintetik tersebut, ternyata harga resistivitas semakin menurun, dengan demikian saturasi air juga akan terlihat lebih besar dari kondisi sebenarnya.Semakin besar persen volume pirit maka persen penurunan resistivitas nya akan semakin besar. Hal ini akan mengakibatkan kesalahan pada pembacaan harga Resistivitas, sehingga zona tersebut harga Sw nya terlihat terlalu tinggi. Dengan demikian, lapisan prospek hidrokabon dapat terlewat. (By Pass Zone).Semakin tinggi presentase pirit dan shale dalam suatu batuan, maka akan semakin rendah resistivitasnya. Hasil dari pengamatan dan analisis empat belas sample core sintetik ini dapat diperoleh suatu persamaan empiris yang digunakan untuk mengoreksi hasil perhitungan Sw Archie, Indonesia, Simandoux dan Hossin yang terlau tinggiMetode perhitungan dengan koreksi Saturasi Air (Sw) berdasarkan pada rumus Archie. Untuk mengatasi penyimpangan rumus Archie pada batupasir lempungan yang mempunyai kandungan pirit, maka digunakan pendekatan secara empiris.Dengan pendekatan ini, maka Sw Archie terkoreksi adalah Sw pengukuran yang telah disubstitusi dengan parameter Sw Archie dan volume pirit dan shale.Persamaan empiris hasil penelitian disajikan dalam bentuk hubungan antara volume pirit dengan saturasi air.Untuk memvalidasi hasil perhitungan Sw Archie Terkoreksi diperlukan metode lain, antara lain: Sw Archie, Indonesia, Simandoux dan Hossin sebagai data pembanding. Sedangkan Sw pengukuran sebagai data referensi. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan bahwa Sw Archie terkoreksi paling mendekati harga Sw pengukuran.Memodifikasi rumus perhitungan Sw Archie untuk digunakan pada batupasir lempungan dan pirit yaitu rumus SwPirit dan SwPirit,Shale , maka Sw Archie Terkoreksi untuk %Pirit dan %Shale adalah :Untuk VP 5 : 0,9558Vp – 0,0366; Untuk VP 10 : 0,9115 Vp + 2E-15; Untuk VP 15: 0,9867 Vp - 0,0443; Untuk VP 20: 0,9356 Vp - 0,0279; Untuk VP 25: 0,901 Vp + 1E-15; Untuk VP 30: 0,8922 Vp.Untuk VP5&VSh5: 0,9124 VpSh; VP10&VSh10: 0,9105 VpSh + 3E-15; VP15&VSh15: 0,9079 VpSh + 1E-15; VP20&VSh20: 0,9073 VpSh + 1E-15; VP25&VSh25: 0,9062 VpSh; Untuk VP30&VSh30: 0,8534 VpSh + 1E-15.Diantara berbagai metode perhitungan Sw yang digunakan, ternyata Sw Pirit dan Sw Pirit & Lempung (Sw Archie Terkoreksi) mempunyai penyimpangan yang terkecil.