Pemetaan proses bisnis untuk menurunkan jumlah komplain dari pelanggan pada departemen quality control PT. Schneider Electaic Pulogadung
D Dalam lingkungan bisnis global khususnya yang bergerak dalam bidang energi listrik saat ini memiliki iklim persaingan yang kian meningkat, perusahaan dituntut untuk meningkatkan produksi yang berkualitas dengan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, yang mana akan berdampak pada peningkatan margin atau keuntungan dalam sebuah proyek. PT Schneider Electric Indonesia pabang Pulogadung, saat ini sedang memiliki masalah dalam memuaskan pelanggannya. Hingga bulan April 2011, terdapat 27 kali komplain dari pelanggan untuk kategory produk panel tegangan menengah. Hal ini meningkat dari jumlah komplain tahun 2010 yaitu sebanyak 7 kali komplain. Meningkatnya jumlah komplain berimbas pada kurangnya kepercayaan terhadap kinerja Departemen Quality Control (QC). Departemen QC bertanggung jawab terhadap proses inspeksi dan pengujian produk. Oleh karena itu, akan dilihat mengenai proses bisnis pada departemen QC guna mencari akar permasalahan yang menyebabkan meningkatnya jumlah komplain dari pelanggan. Pemetaan proses bisnis merupakan alat yang tepat untuk memahami proses bisnis pada suatu organisasi dan melihat waktu siklus (cycle time) proses. Sehingga, dapat diidentifikasi permasalahan proses yang berlangsung saat ini. Hasil dari pemetaan proses bisnis, ditemukan bahwa pemetaan proses bisnis aktual tidak sesuai dengan proses bisnis yang. sudah ada. Kemudian dari analisa waktu siklus proses, setelah usulan perbaikan, yaitu dengan menyediakan tempat khusus pengujian yang memiliki pagar keselamatan, total waktu siklus proses inspeksi dan pengujian rutin adalah 411 menit 20 detik. Selanjutnya, ditemukan bahwa identifikasi masalah produk yang sering terjadi di lapangan adalah masalah relay proteksi, masalah kerusakan circuit breaker dan masalah sistem interlock panel.
N Nowadays, in global business environment especially for power electricity business, has more competitively business. The company is being forced to produce the product which has good quality, in addition good customer satisfaction, which effect the growth of the margin. PT Schneider Electric Indonesia Pulogadung branch is facing a problem satisfying its customers. Since April 2011, there are 27 complaints from the customers for the Medium Voltage Switchgear product. This value is more than last year, 7 complaints. The increasing of the complaints affect the untrustness of the Quality Control (QC) Department's responsibility. QC has a responsibility to inspect and test the product. To get the information about the decreasing of the quality, business process shall be identified. Business process mapping is an appropriate tool to understand the business process in an organization and to identified the process cycle time. In addition, problem can be solved. The result of business process mapping, it was observed that the actual business process mapping is not matched with the existing business process mapping. Then after the improvement of process cycle time, providing the new place for testing activity which has safety barricade caused the total process cycle time of inspection and testing decreasing to 411 minutes 20 seconds. Furthermore, it was identified that the matters often occurs are protective relay problem, circuit breaker malfunction problem and issues of panel interlock system.