Analisis multikriteria penyebab keterlambatan infrastruktur publik (studi kasus: proyek pembangunan fly over Pasir Gombong Cikarang)
P Proyek infrastruktur publik mempunyai banyak masalah kompleks (multikriteria) karena area konstruksi yang luas. Pada Proyek Fly Over Pasir Gombong Cikarang mengalami kendala pembebasan lahan. Hal ini mempengaruhi banyak faktor (multikriteria) yang menyebabkan keterlambatan. Tujuan penelitian ini menganalisa penggunaan multikriteria untuk mengatasi keterlambatan infastruktur publik dengan memperhatian berbagai faktor dan merumuskan model pengambilan keputusan dengan memperhitungkan alternaltif alternatif yang dipilih.Penelitian ini dilakukan dengan megidentifikasi faktor faktor multikriteria penyebab keterlambatan dan merumuskan alternatif alternatif solusi berdasarkan faktor yang mempengaruhi, dengan penelitian studi kasus dengan melakukan survey, dan wawancara dengan para ahli dalam bidangnya. Analisa data yang dilakukan yaitu data kualitatif menjadi kuantitatif menggunakan metode AHP (Analytical Hirearchy Process). Faktor kriteria yang mempengaruhi dan menjadi obyek penelitian adalah faktor masalah teknis, hubungan manajerial, dan kendala sosial. Pada penelitian ini diperoleh hasil untuk faktor kriteria yang mempengaruhi /urutan prioritas yaitu masalah teknis mempunyai nilai 0,406, hubungan manajerial dengan nilai 0,165, dan kendala sosial dengan nilai 0,067. Sedangkan subkriteria masalah teknis yaitu kualitas perencanaan dan desain dengan nilai 0,229, ketidaksesuaian gambar dengan kondisi lapangan dengan nilai 0,106, perubahan metode kerja dengan nilai 0,048, penambahan dan pengurangan item pekerjaan dengan nilai 0,022. Subkriteria hubungan manajerial yaitu tingkat pengawasan proyek dengan nilai 0,105, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan nilai 0,042, dan komunikasi antara pemilik,konsultan serta kontraktor dengan nilai 0,017. Subkriteria kendala sosial yaitu kurangnya sosialisasi kepada masyarakat terhadap lokasi lahan yang terkena konstruksi bangunan denga nilai 0,042, tingkat pola pikir masyarakat sekitar yang masih tradisional dengan nilai 0,017, dan tindakan pemerasan dan pencurian dari oknum yang tidak bertanggungjawab dengan nilai 0,007. Urutan prioritas alternatif alternatif solusi yaitu alternatif 1 (perubahan desain tanpa ganti rugi tanah) dengan nilai 0,637, yang menghasilkan biaya Rp 720.824.431,63;, durasi 375 hari kalender. Alternatif 2 (ganti rugi tanah menggunakan desain lama) dengan nilai 0,258, yang menghasilkan biaya Rp 757.600.000,00;, durasi 407 hari kalender. Sedangkan alternatif 3 (perubahan desain dengan ganti rugi tanah) dengan nilai 0,105 menghasilkan biaya Rp 744.756.715,82;, durasi 399 hari kalender.
P Public infrastructure projects have many complex problems (multicriteria) because of the large construction area. Pasir Gombong Cikarang Fly Over Project, there were problems with land acquisition. This affects many factors (multicriteria) that cause delays. The purposes of this thesis is to analyze the use of multicriteria to overcome the delay in public infrastructure by paying attention to various factors and formulating a decision-making model taking into account the alternative alternatives chosen.This research was conducted by identifying multicriteria factors causing delay and formulating alternative solutions based on influencing factors, with case study research by conducting surveys, and interviews with experts in their fields. Analysis of the data carried out is qualitative data into quantitative data using the AHP (Analytical Hirearchy Process) method. Criteria factors that influence and become the object of research are factors of technical problems, managerial relations, and social constraints.In this study the results obtained for the factors that influence the criteria /order of priority, namely the technical problem has a value of 0.406, managerial relations with a value of 0.165, and social constraints with a value of 0.067. While the subcategory of technical problems is the quality of planning and design with a value of 0.229, incompatibility of images with field conditions with a value of 0.106, changes in work methods with a value of 0.048, addition and reduction of work items with a value of 0.022. Managerial relationship sub-criteria, namely the level of project supervision with a value of 0.105, the quality of Human Resources (HR) with a value of 0.042, and communication between owners, consultants and contractors with a value of 0.017. The social constraints sub-criteria are lack of socialization to the community on the location of land affected by building construction with a value of 0.042, the level of mindset of the surrounding community that is still traditional with a value of 0.017, and extortion and theft from irresponsible individuals with a value of 0.007. The priority sequence of alternative alternative solutions is first alternative (design change without land compensation) with a value of 0.637; at IDR 720,824,431.63. Second Alternative (land compensation using the old design) with a value of 0.258; at IDR 757,600,000.00. While the third alternative (a design change with restitution of land) with a value of 0,105; at IDR 744,756,715.82.