Sistem ventilasi pada rumah panggung arsitektur tradisional sunda pengaruhnya terhadap sensasi kenyamanan termal (kasus studi: kampung adat kasepuhan sinar resmi, sukabumi)
P Perubahan iklim, khususnya terkait suhu global, menjadi perhatian utama saat ini. Pada tahun 2022, terdapat kenaikan suhu global sebesar 1,15°C, mencatatkan rekor suhu terpanas sepanjang sejarah. Arsitektur vernakular (tradisional) umumnya menggunakan sistem pengudaraan alami, yang telah terbukti efektif berdasarkan waktu. Penelitian ini bertujuan seberapa besar ukuran unsur - unsur sensasi kenyamanan termal (kelembaban, suhu, kecepatan angin) pada rumah panggung tradisional sunda melalui analisis PMV dengan metode kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari titik-titik pengukuran di rumah salah satu penduduk di Kasepuhan Sinar Resmi, terbagi menjadi tiga zona: luar, dalam, dan kolong rumah panggung tradisional. Variabel penelitian mencakup variabel tetap (ketinggian rumah panggung), variabel bebas (suhu, kecepatan angin, dan kelembaban), serta variabel terikat (kenyamanan termal). Hasil pengukuran dari pukul 08.00 hingga 17.00 menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0.000 mengindikasikan adanya pengaruh signifikan dari suhu, kecepatan angin, dan kelembaban terhadap sensasi kenyamanan termal pengguna rumah panggung pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Analisis kenyamanan termal menggunakan indeks PMV menunjukkan sebagian besar zona dalam rumah panggung mencapai kondisi nyaman atau netral, namun terdapat tingkat ketidakpuasan yang signifikan saat aktivitas duduk diam, dengan sensasi hangat hingga agak sejuk. Secara keseluruhan, studi ini menyoroti tantangan dalam mengelola kelembaban dan kecepatan angin untuk mencapai kenyamanan termal optimal di dalam rumah panggung, sesuai dengan SNI dan standar KEMENKES, dengan kecepatan angin sebagai faktor yang paling berpengaruh sepanjang hari. Penelitian ini menegaskan urgensi penggunaan ventilasi alami pada arsitektur vernakular.
C Climate change, particularly related to global temperature, is a major concern today. In 2022, there was a global temperature increase of 1.15°C, marking the hottest temperature record in history. Vernacular (traditional) architecture typically employs natural ventilation systems, which have proven effective over time. This study aims to measure the elements of thermal comfort sensations in traditional raised houses through PMV analysis using a descriptive quantitative method. The study population consists of measurement points placed in the house of a resident in Kasepuhan Sinar Resmi, divided into three zones: outside, inside, and underneath the traditional raised house. The research variables include fixed variables (height of the raised house), independent variables (temperature, wind speed, and humidity), and dependent variables (thermal comfort). Measurement results from 08:00 to 17:00 indicate a significance value (Sig.) of 0.000, indicating a significant influence of temperature, wind speed, and humidity on the thermal comfort sensations of raised house users at 80 cm above ground level. Thermal comfort analysis using the PMV index shows that most zones in the raised house achieve comfortable or neutral conditions, but there is a significant level of dissatisfaction during sitting activities, with sensations ranging from warm to slightly cool. Overall, this study highlights the challenges in managing humidity and wind speed to achieve optimal thermal comfort in raised houses, in accordance with SNI and KEMENKES standards, with wind speed being the most influential factor throughout the day. This research underscores the urgency of using natural ventilation in vernacular architecture.